BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan
pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara
paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri,
melainkan saling berkaitan dengan kalimat lain yang membentuk paragraf.
Paragraf merupakan sebuah karangan yang membangun satuan pikirran sebagai pesan
yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang
harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat
mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat
melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait
antar kalimat. Disini kita dituntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan
baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari paragraf?
2.
Apa tujuan dari menulis paragraf?
3.
Bagaimana pembagian paragraf menurut jenisnya?
4.
Bagaimana penjelasan paragraf berdasarkan penalaran, teknik pemaparan,
dan isinya?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Paragraf
Paragraf adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat
dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas
sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari
dua buah kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa suatu paragraf berisi lebih
dari lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat,
tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain.
Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat
dengan masalah itu.[1]
Contoh :
|
Paragraf ini
terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh
sebab itu, paragraf itu mempunyai topik “masalah sampah” karena pokok
permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah.
Topik paragraf
adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf
itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah yang menjadi topik
persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang disebut juga
gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok
pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf. Topik paragraf
dijabarkan dalam kalimat topik atau kalimat utama.
Paragraf selalu
dimulai dengan garis baru, dan permulaan garis baru itu biasanya diberi indentasi.
Artinya, tulisan atau ketikan tidak dimulai langsung dari garis pinggir, tetapi
dimasukkan ke dalam beberapa ketukan spasi. Pada sistem yang tidak menggunakan
indentasi, seperti yang kita dapati dalam surat-surat dagang dan surat-surat
resmi, jarak antara satu paragraf dengan paragraf berikutnya dijarangkan,
dibiarkan ada satu baris yang kosong, di-lingkap satu baris.[2]
B.
Tujuan
Menulis Paragraf
Suatu karangan
yang baik dan sistematis terbentuk dari keterpautan antara kalimat yang satu
dengan kalimat yang lainnya sehingga menjadi kalimat yang utuh yang memiliki
satu kesatuan yang jelas. Selain itu, karangan yang baik juga terbentuk dari
keterpautan antarparagraf yang satu dengan paragraf yang lain. Seorang
pengarang akan menuliskan gagasannya melalui penulisan paragraf dengan tujuan
agar karangannya dapat difungsikan sebagai pengantar, transisi, dan penutup.
Adanya paragraf
dalam setiap wacana atau karangan tentu mengandung maksud atau tujuan tertentu.
Tujuan paragraf itu antara lain sebagai berikut :
1. Untuk
memudahkan pengertian dan pemahaman pembaca, yaitu adanya gagasan yang
dipilih-pilih di dalam satuan kecil. Kesatuan kecil itu dibungkus di dalam
paragraf. Kemudian paragraf-paragraf itu secara bersama-sama menjunjung topik
yang lebih besar. Kalau sebuah tulisan yang panjang tidak dipenggal ke dalam
paragraf-paragraf, maka akan terjadi kesulitan besar bagi pembaca dalam
mengikuti jalan pikiran penulis. Penulis juga akan kesulitan untuk memberikan
tekanan didalam menyampaikan topik, sebab hanya melalui paragraf, penulis dapat
memberikan penekanan bagian yang inti dan bagian yang sifatnya hanya berupa
penjelas atau pendukung.
2. Untuk
memisah bagian uraian, penulis dapat secara jelas memperlihatkan langkah atau
gerakan pikiran dari satu tahap ke tahap lain. Ditinjau dari segi pembaca, hal
ini memudahkan mereka berhenti lebih lama dari perhentian akhir kalimat.[3]
C.
Pembagian
Paragraf Menurut Jenisnya
Dalam sebuah
karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari
segi jenisnya.[4]
1. Paragraf
Pembuka
Paragraf ini
merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan
menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat
dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepa masalah
yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini
adalah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang
terkemuka atau orang yang terkenal.
2. Paragraf
Pengembang
Paragraf
pengembang atau paragraf penghubung ialah paragraf yang terletak antara
paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab
itu. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata
lain, paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan.
Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan
yang serasi dan logis. Paragraf itu dapat dikembangkan dengan cara ekspositoris, deskriptif, naratif atau
argumentatif yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.
3. Paragraf
Penutup
Paragraf penutup
adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu
kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup
berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian
sebelumnya.
D.
Syarat-Syarat
Paragraf
Paragraf yang
baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan
paragraf.[5]
1. Kesatuan
Paragraf (Kohesif)
Dalam sebuah
paragraf hanya ada satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat yang terbentuk
paragraf perlu disusun secara sistematis agar kalimat-kalimat tersebut
mendukung ide pokok. Kalau ada kalimat yang tidak mendukung ide pokok disebut
kalimat sumbang.
2. Kepaduan
Paragraf (Koherensif)
Kepaduan kalimat
dalam sebuah paragraf akan terlihat dari susunannya yang logis dan sistematis.
Hal ini ditandai dengan adanya kata pengait antarkalimat yang mendukung ide
pokok. Kata pengait itu dapat berupa ungkapan penghubung atau transisi. Dengan
adanya ungkapan penghubung tersebut di dalam paragraf menimbulkan beberapa
hubungan antarkalimat. Selain itu, dalam paragraf dapat digunakan kata transisi
berupa kata ganti dan kata kunci. jadi, agar paragraf menjadi padu digunakan
pengait paragraf, yaitu berupa ungkapan penghubung transisi; kata ganti; atau
kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).
E.
Paragraf
Berdasarkan Penalaran (Letak Kalimat Utama)
Berdasarkan
kalimat utamanya, maka ada tiga jenis dalam pengembangan paragraf. Ketiga pola
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Paragraf
Deduktif
Paragraf dengan cara pengembangan dari hal yang umum
atau kalimat topik ke hal yang khusus atau kalimat pengembangan dinamakan
paragraf deduktif.[6]
|
Contoh:
Apabila kita memperhatikan paragraf diatas, kalimat
yang paling umum sifatnya ialah kalimat pertama, yaitu harga sebagian bahan pokok bergerak naik. Kalimat-kalimat
selanjutnya adalah kalimat-kalimat penjelas yang fungsinya menjelaskan gagasan
utama pada kalimat pertama
|
Contoh lain:
Bila, posisi
kalimat utama di awal paragraf, berarti penulis mengemukakan kesimpulan
terlebih dahulu, baru kemudian dijelaskan dengan rincian terlebih dahulu, baru
kemudian dijelaskan dengan rincian, keterangan, dalam kalimat-kalimat penjelas.
Paragraf Deduktif Kalimat umum Kalimat khusus
2. Paragraf
Induktif
Penulisan paragraf yang dimulai dengan penjelasan dari
hal khusus ke hal umum sehingga kalimat topik di akhir paragraf disebut
paragraf induktif.[7]
|
Contoh:
Dalam paragraf induktif posisi kalimat utama berada
di akhir paragraf, sekaligus merupakan kesimpulan paragraf tersebut. Kalimat yang
merupakan simpulan dimulai dengan kata :
Dengan demikian sudah selayaknya bahwa pembinaan berbahasa pada anak didik itu
dilakukan. Dan inilah kaliamat utama/kalimat topik.
|
Contoh lain:
Bila posisi kalimat
utama berada diakhir paragraf, berarti penulis menguraikan dulu rincian,
keterangan atau contoh dalam beberapa kalimat penjelas. Kalimat utama yang
berupa simpulan berada di akhir
paragraf.
Paragraf
Induktif Kalimat khusus Kalimat umum
3. Paragraf
Campuran
Paragraf yang dimulai dengan kalimat topik atau hal
umum kemudian dijelaskan oleh hal khusus atau kalimat pengembang dan diakhiri
topik sebagai penekanan pada pikiran pokok pada kalimat topik pertama. Urutan
penyusunan berpikir yang demikian disebut paragraf campuran.[8]
Contoh:
|
Bila posisi kalimat utamanya berada di awal paragraf lalu diulangi lagi kalimat utama tersebut di
akhir paragraf (walaupun unsur kalimatnya tidak identik).[9]
F.
Paragraf
Berdasarkan Teknik Pemaparannya
1. Deskriptif
Paragraf deskriptif berisi gambaran yang ditangkap
melalui apa yang terlihat atau tertangkap
panca indera. Paragraf ini juga bersifat tata ruang atau tata letak.
Contoh: Atau paragraf deskriptif juga : Isinya menggambarkan atau melukiskan
dengan kata-kata suatu keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat dan
merasakan suasana tersbut.
|
Contoh:
Seperti paragraf diatas disebut paragraf deskripsi
karena menggambarkan sebuah objek yaitu garut yang digambarkan dari mulai
letaknya, keindahan alamnya, sampai alat transportasi yang dapat di pergunakaan
menuju Garut.
Contoh
lain:
|
Paragraf ini juga disebut paragraf deskripsi karena
menggambaran dan melukiskan sebuah objek yaitu Pohon jambu air yang digambarkan
mulai dari Pohon jambu air di halaman
rumah nenek yang luas sedang berbuah dan buah yang bergelayut di antara ranting
dan dahan.
2. Ekspositoris
Paragraf eksposisi disebut juga paragraf paparan
berdasarkan tampilan satu objek yang perwujudannya tertuju pada satu unsur saja
berdasarkan pengembangn kronologisnya.
Contoh
:
|
Paragraf eksposisi adalah paragraf
yang memaparkan sejumlah pengetahuan dan informasi. Misalnya, paragraf diatas
disebut paragraf eksposisi karena berisi pemaparan sesuatu, yaitu memaparkan jumlah penduduk kota Gorontalo berdasarkan
sensus penduduk tahun 2010.
Contoh lain:
|
Paragraf diatas juga memaparkan, mengekspos suatu
kejadian atau proses dengan tujuan memberi kejelasan kepada pembacanya.
3. Argumentatif
Paragraf ini mengandung analisis yang
mempertengahkan sebab dan akibat sesuai peristiwa itu terjadi.[10]
Paragraf ini bisa juga membujuk atau meyakinkan pembaca satu hal. Jenis tulisan
ini bertujuan untuk mempengaruhi pikiran pembaca agar mengikuti gagasan penulis
dengan mengemukakan argumen dan bukti-bukti menguatkan pendapatnya.[11]
|
Contoh:
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi
pendapat dikemuakakan disertai alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan
meyakinkan. Seperti yang diungkapkan dalam paragraf diatas termasuk ke dalam
paragraf argumentasi karena berisi pendapat yang menyatakan bahwa Camat
mempunyai kewajiban dan wewenang menggerakan dan membeikan arahan kepada
bawahanya agar dapat memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Pendapat
tersebut disertai dengan alasan dan bukti yang kuat dengan mencamtumkan
pernyataan bahwa camat sebagai pimpinan
tertinggi organisasi pemerintahan di kecamatan memegang peranan yang sangat
penting terhadap maju mundurnya suatu kecamatan.
|
Contoh lain:
Paragraf
di atas juga termasuk kedalam paragraf argumentasi karena didalam paragraf
tesebut. Berisi pendapat yang menyatakan bahwa. Hal ini menyebabkan anak menjadi terbelenggu,
tidak kreatif, dan tidak mandiri. Di sisi lain, orangtua pun akhirnya tidak
mengukur kemampuan anak sesuai minat dan bakatnya.Pendapat tersebut
disertai dengan alasan dan bukti yang kuat dengan mencamtumkan pernyataan bahwa. Mereka
harus memilih jurusan dan jenis sekolah yang tepat. Mereka juga harus cermat
memilih faktor-faktor yang memengaruhi proses belajarnya nanti.
4. Naratif
Paragraf ini menceritakan, memaparkan atau
melaporkan suatu kejadian atau pengalaman seseorang sehingga pembaca memperoleh
informasi yang jelas.[12]
Narasi : Isinya menggambarkan atau menceritakan suatu peristiwa tentang tokoh
dengan latar tempat dalam kurun waktu tertentu, disertai alur cerita.[13]
|
Contoh:
Paragraf narasi adalah paragraf yang bertujuan untuk
menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah
mengalami sendiri kejadian itu. Dalam paragraf narasi kita akan menemukan tiga
unsur utama sebagai bahannya, yaitu tokoh, kejadian, dan latar. Misalnya, dalam
paragraf di atas ada tokoh, yaitu aku
dan Maria. Kejadianya yaitu tokoh Aku
sangat mengagumi Maria karena kepribadianya yang sangat baik. Latarnya di Mesir. Paragraf di atas
termasuk kedalam narasi karena ada tokoh, kejadian dan latar.
|
Contoh lain:
Paragraf di atas juga termasuk kedalam paragraf
narasi karena didalam paragraf tesebut ada tiga unsur sebagai bahanya, yaitu
tokoh, kejadian dan latar. Tokohnya seperti Ira. Kejadianya yaitu tokoh ira
yang . Tiap hari berperahu menyusuri
sungai dan hutan mendatangi beberapa puskesmas binaanya.
Latarnya
di Desa papua karena latarnya terdapat didalam kalimat pertama Ira bidan desa yang bertugas di Papua.
5. Persuasif
Paragraf persuasi : Tulisan ini bertujuan untuk
mengajak atau membujuk pembaca agar melakukan sesuatu sesuai keinginan penulis.[14]
|
Contoh:
Paragraf persuasif adalah paragraf yang berisi pendapat
seseorang untuk mempengaruhi, menghimbau, membujuk, merayu, atau mengajak
pembaca mengikuti keinginan penulis. Seperti yang terdapat dalam paragraf
diatas termasuk ke dalam paragraf persuasive karena pendapat yang menyatakan
bahwa nilai-nilai agama, keimanan, dan
keyakinan kepada Allah Swt. Harus ditanamkan oleh semua guru, pendapat
tersebut untuk mengajak pembaca apabila
siswa memiliki kegagalan dapat menerimanya dengan pikiran positif dan hati yang
jernih, kemudian siswa tersebut akan intropeksi diri, dan berusaha mengubah
perilakunya kea rah yang lebih baik.
Contoh
lain:
|
Contoh paragraf ini juga bertujuan untuk mengajak
atau membujuk pembaca agar melakukan sesuatu sesuai keingan penulis. Dengan
kata ajakan dimulai dari kata mengajak
umat islam menjadi suri tauladan yang baik bagi umat agama yang lain.
G.
Paragraf
Berdasarkan Isi
1. Paragraf
Perbandingan
Pengembangan
paragraf perbandingan dilakukan dengan cara
membandingkan kalimat topik. Contohnya
kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak dibandingkan dengan hal
yang bersifat konkret.
|
Contoh :
2. Paragraf
Pertanyaan
Kalimat
topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan kalimat-kalimat pengembangan dalam paragraf jenis ini
merupakan jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut.
Contoh :
|
3. Paragraf
Sebab Akibat
Kalimat
topik sebab akibat merupakan sebab atau akibat peristiwa-peristiwa atau sifat objek
yang dipaparkan dalam kalimat pengembang. Jika topiknya berupa sebab, maka
kalimat pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika
kalimat topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus sebab-sebab dari
akibat itu.
|
Contoh :
4. Paragraf
Contoh
Paragraf
contoh adalah pengembangan kalimat topik
dalam sebuah paragraf dengan menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu
dipakai untuk memperjelas maksud dalam kalimat topik.
|
Contoh :
5. Paragraf
Perulangan
Pengembangan
paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang kata atau kelompok kata.
Pengembangan paragraf perulangan juga bisa dilakukan dengan cara mengulang
bagian-bagian kalimat yang penting.
|
Contoh :
6. Paragraf
Definisi
Dalam
paragraf definisi kalimat topiknya merupakan sesuatu pengertian atau istilah
yang memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya mudah dipahami
oleh pembaca.[15]
|
Contoh :
BAB
III
SIMPULAN
1. Paragraf
atau alinea merupakan sebagian dari sebuah karangan. Di dalamnya merupakan
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu ide atau gagasan.
2. Seorang
pengarang akan menuliskan gagasannya melalui penulisan paragraf dengan tujuan
agar karangannya dapat difungsikan sebagai pengantar, transisi, dan penutup.
3. Dalam
sebuah karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat
dari segi jenisnya, yaitu paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf
penutup.
4. Paragraf
yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf (kohesif) dan
kepaduan paragraf (koherensif).
5. Berdasarkan
kalimat utamanya, ada tiga jenis dalam pengembangan paragraf, yaitu paragraf
deduktif, paragraf induktif, dan paragraf campuran.
6. Berdasarkan
teknik pengembangannya, ada lima jenis teknik pengembangan paragraf, yaitu
deskriptif, ekspositoris, argumentatif, naratif, dan persuasif.
7. Berdasarkan
isinya, ada enam jenis isi paragraf, yaitu perbandingan, pertanyaan, sebab
akibat, contoh, perulangan, dan definisi.
DAFTAR
PUSTAKA
Cecep Wahyu
Hoerudin. 2015. Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter : Bahasa Indonesia.
Bandung : CV. Insan Mandiri.
E. Zaenal
Arifin dan S. Amran. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta : Akademika Pressindo.
http://dewanku02.blogspot.co.id/2014/02/fungsi-dan-tujuan-paragraf.html?m=1
(Diakses oleh Enung Nurohmah tgl 08 Nov 2015 pukul 06.00 WIB)
http://www.diaryapipah.com/2011/10/jenis-paragraf-dan-pengembangannya-html?m=l
(Diakses oleh Hanik Rohma Yolanda tgl 11 Nov 2015 pukul 05.54 WIB)
Suparni.
2013. Bahasa Indonesia. Bandung : PT.
Aditya MW.
Tim
Dosen MKU Pengembangan Karakter B. Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
2015. MATA KULIAH UMUM PENGEMBANGAN
KARAKTER: BAHASA INDONESIA. Bandung : CV. Insan Mandiri.
[1] E. Zaenal
Arifin dan S. Amran, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Akademika Pressindo, Jakarta, 2010, hlm.
115.
[2] Tim dosen MKU Pengembangan
Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter: Bahasa Indonesia, CV.
Insan Mandiri, Bandung, 2015, hlm.
80.
[3]
http://dewanku02.blogspot.co.id/2014/02/fungsi-dan-tujuan-paragraf.html?m=1
(Diakses oleh Enung Nurohmah tgl 08 Nov 2015 pukul 06.00 WIB)
[4] E. Zaenal
Arifin dan S. Amran, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Akademika Pressindo, Jakarta, 2010, hlm.
122.
[5] Cecep Wahyu
Hoerudin, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter: Bahasa Indonesia,
Insan Mandiri, Bandung, 2015, hlm. 83.
[6] Tim dosen MKU
Pengembangan Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter:
Bahasa Indonesia, CV. Insan Mandiri, Bandung,
2015, hlm. 85.
[7] Tim dosen MKU
Pengembangan Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter:
Bahasa Indonesia, CV. Insan Mandiri, Bandung,
2015, hlm. 85.
[8] Tim dosen MKU
Pengembangan Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter:
Bahasa Indonesia, CV. Insan Mandiri, Bandung,
2015, hlm. 85.
[9] Suparni, Bahasa Indonesia, PT. Aditya MW, Bandung, 2013, hlm. 2.
[10] Tim dosen MKU
Pengembangan Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter:
Bahasa Indonesia, CV. Insan Mandiri, Bandung,
2015, hlm. 86.
[11]Suparni, Bahasa Indonesia, PT. Aditya MW, Bandung, 2013, hlm. 3.
[12] Tim dosen MKU
Pengembangan Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter:
Bahasa Indonesia, CV. Insan Mandiri, Bandung,
2015, hlm. 86.
[13] Suparni, Bahasa Indonesia, PT. Aditya MW, Bandung, 2013, hlm. 3.
[14] Suparni, Bahasa Indonesia, PT. Aditya MW, Bandung, 2013, hlm. 3.
[15] http://www.diaryapipah.com/2011/10/jenis-paragraf-dan-pengembangannya-html?m=l
(Diakses oleh Hanik Rohma Yolanda
tgl 11 Nov 2015 pukul 05.54 WIB)
Backgroundnya bikin susah bacanya, saran saya mending ganti backgroundnya
BalasHapus