Rabu, 02 Desember 2015

Paragraf dan Teknik Pengembangannya

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan dengan kalimat lain yang membentuk paragraf. Paragraf merupakan sebuah karangan yang membangun satuan pikirran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat. Disini kita dituntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari paragraf?
2.    Apa tujuan dari menulis paragraf?
3.    Bagaimana pembagian paragraf menurut jenisnya?
4.    Bagaimana penjelasan paragraf berdasarkan penalaran, teknik pemaparan, dan isinya?





BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.[1]
Contoh :
Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah jadi masalah.
 
 









Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik “masalah sampah” karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah.
Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Pikiran utama itulah yang menjadi topik persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf. Topik paragraf dijabarkan dalam kalimat topik atau kalimat utama.
Paragraf selalu dimulai dengan garis baru, dan permulaan garis baru itu biasanya diberi indentasi. Artinya, tulisan atau ketikan tidak dimulai langsung dari garis pinggir, tetapi dimasukkan ke dalam beberapa ketukan spasi. Pada sistem yang tidak menggunakan indentasi, seperti yang kita dapati dalam surat-surat dagang dan surat-surat resmi, jarak antara satu paragraf dengan paragraf berikutnya dijarangkan, dibiarkan ada satu baris yang kosong, di-lingkap satu baris.[2]

B.       Tujuan Menulis Paragraf
Suatu karangan yang baik dan sistematis terbentuk dari keterpautan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya sehingga menjadi kalimat yang utuh yang memiliki satu kesatuan yang jelas. Selain itu, karangan yang baik juga terbentuk dari keterpautan antarparagraf yang satu dengan paragraf yang lain. Seorang pengarang akan menuliskan gagasannya melalui penulisan paragraf dengan tujuan agar karangannya dapat difungsikan sebagai pengantar, transisi, dan penutup.
Adanya paragraf dalam setiap wacana atau karangan tentu mengandung maksud atau tujuan tertentu. Tujuan paragraf itu antara lain sebagai berikut :
1.    Untuk memudahkan pengertian dan pemahaman pembaca, yaitu adanya gagasan yang dipilih-pilih di dalam satuan kecil. Kesatuan kecil itu dibungkus di dalam paragraf. Kemudian paragraf-paragraf itu secara bersama-sama menjunjung topik yang lebih besar. Kalau sebuah tulisan yang panjang tidak dipenggal ke dalam paragraf-paragraf, maka akan terjadi kesulitan besar bagi pembaca dalam mengikuti jalan pikiran penulis. Penulis juga akan kesulitan untuk memberikan tekanan didalam menyampaikan topik, sebab hanya melalui paragraf, penulis dapat memberikan penekanan bagian yang inti dan bagian yang sifatnya hanya berupa penjelas atau pendukung.
2.    Untuk memisah bagian uraian, penulis dapat secara jelas memperlihatkan langkah atau gerakan pikiran dari satu tahap ke tahap lain. Ditinjau dari segi pembaca, hal ini memudahkan mereka berhenti lebih lama dari perhentian akhir kalimat.[3]

C.       Pembagian Paragraf Menurut Jenisnya
Dalam sebuah karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.[4]
1.    Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepa masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini adalah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.

2.    Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang atau paragraf penghubung ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab itu. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf itu dapat dikembangkan dengan cara  ekspositoris, deskriptif, naratif atau argumentatif yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.

3.    Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.

D.      Syarat-Syarat Paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.[5]
1.    Kesatuan Paragraf (Kohesif)
Dalam sebuah paragraf hanya ada satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat yang terbentuk paragraf perlu disusun secara sistematis agar kalimat-kalimat tersebut mendukung ide pokok. Kalau ada kalimat yang tidak mendukung ide pokok disebut kalimat sumbang.

2.    Kepaduan Paragraf (Koherensif)
Kepaduan kalimat dalam sebuah paragraf akan terlihat dari susunannya yang logis dan sistematis. Hal ini ditandai dengan adanya kata pengait antarkalimat yang mendukung ide pokok. Kata pengait itu dapat berupa ungkapan penghubung atau transisi. Dengan adanya ungkapan penghubung tersebut di dalam paragraf menimbulkan beberapa hubungan antarkalimat. Selain itu, dalam paragraf dapat digunakan kata transisi berupa kata ganti dan kata kunci. jadi, agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa ungkapan penghubung transisi; kata ganti; atau kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).

E.       Paragraf Berdasarkan Penalaran (Letak Kalimat Utama)
Berdasarkan kalimat utamanya, maka ada tiga jenis dalam pengembangan paragraf. Ketiga pola tersebut adalah sebagai berikut.
1.    Paragraf Deduktif
Paragraf dengan cara pengembangan dari hal yang umum atau kalimat topik ke hal yang khusus atau kalimat pengembangan dinamakan paragraf deduktif.[6]
Harga sebagian bahan pokok naik. Sekarang beras berharga Rp 7.800,00/kg yang berkategori bagus. Gula pasir melonjak dari Rp 8.600,00/kg menjadi Rp 11.200,00/kg. Minyak tanah dari harga Rp 6.600,00/liter menjadi Rp 8.500,00/liter. Terigu kini mencapai Rp7.600,00/kg padahal minggu lalu maish Rp 6.000,00/kg.
 
Contoh:





Apabila kita memperhatikan paragraf diatas, kalimat yang paling umum sifatnya ialah kalimat pertama, yaitu harga sebagian bahan pokok bergerak naik. Kalimat-kalimat selanjutnya adalah kalimat-kalimat penjelas yang fungsinya menjelaskan gagasan utama pada kalimat pertama
Berpenampilan indah adalah salah satu bentuk ibadah. Dengan berpenampilan menawan kita menebarkan kebahagian kepada orang lain. Juga sebagai bentuk pertanggungjawaban pada sang pencipta bahwa tubuh yang dititipkan harus dipelihara dan disyukuri. Berpenampilan indah tidak identik dengan busana trendi nan mahal. Tampilan bersahaja namun berkesan indah dimata siapapun. Sesungguhnya Tuhan itu pencipta keindahan.
 
Contoh lain:






Bila, posisi kalimat utama di awal paragraf, berarti penulis mengemukakan kesimpulan terlebih dahulu, baru kemudian dijelaskan dengan rincian terlebih dahulu, baru kemudian dijelaskan dengan rincian, keterangan, dalam kalimat-kalimat penjelas.
Paragraf Deduktif               Kalimat umum             Kalimat khusus

2.    Paragraf Induktif
Penulisan paragraf yang dimulai dengan penjelasan dari hal khusus ke hal umum sehingga kalimat topik di akhir paragraf disebut paragraf induktif.[7]
Memberi contoh dan mengarahkan cara berbahasa yang benar kepada anak didik itu merupakan guru bahasa Indonesia. Hal tersebut sangat keliru. Tindak berbahasa adalah perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus tidak hanya waktu pelajaran bahasa Indonesia saja, tetapi juga pada mata pelajaran yang lain juga. Dengan demikian sudah selayaknya bahwa pembinaan berbahasa pada anak didik itu dilakukan oleh guru-guru.
 
Contoh:






Dalam paragraf induktif posisi kalimat utama berada di akhir paragraf, sekaligus merupakan kesimpulan paragraf tersebut. Kalimat yang merupakan simpulan dimulai dengan kata : Dengan demikian sudah selayaknya bahwa pembinaan berbahasa pada anak didik itu dilakukan. Dan inilah kaliamat utama/kalimat topik.
Agama mengatur cara berhubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Agama mengatur hubungan manusia dengan sesamanya bahkan dengan seluruh alam semesta, bumi, folara dan fauna. Seandainya semua umat beragama mematuhi ajaran agama yang dianutnya niscaya hidup ini damai penuh kasih. Semua agama mengajarkan kasih dan melarang perbuatan keji. Setiap agama besar mengajarkan nilai-nilai luhur bagi kehidupan umat manusia.
 
Contoh lain:






Bila posisi kalimat utama berada diakhir paragraf, berarti penulis menguraikan dulu rincian, keterangan atau contoh dalam beberapa kalimat penjelas. Kalimat utama yang berupa simpulan berada di akhir paragraf. 
Paragraf Induktif              Kalimat khusus             Kalimat umum

3.    Paragraf Campuran
Paragraf yang dimulai dengan kalimat topik atau hal umum kemudian dijelaskan oleh hal khusus atau kalimat pengembang dan diakhiri topik sebagai penekanan pada pikiran pokok pada kalimat topik pertama. Urutan penyusunan berpikir yang demikian disebut paragraf campuran.[8]
Contoh:
Pengawasan yang dilakukan oleh DPRD bersifat pengawasan politik, dan dilanjutkan kebijakan strategis, bukan pengawasan teknis maupun administratif, sebab DPRD adalah lembaga politik. Selaian DPRD ada dua macam institusi pengawasan lainya yang mengawasi teknis dan administrasi yaitu SPI seperti Inspektorat Kabupatan/Kota dan SE seperti BPK dan BPKP jadi, jelaslah keliru bila DPRD melakasanakan pengawasan dalam hal administrasi keuangan secara teknis, tetapi kewenangan DPRD hanya yang menyangkut politik dan kebijaksanaan strategis saja.
 
 









Bila posisi kalimat utamanya berada di awal paragraf lalu diulangi lagi kalimat utama tersebut di akhir paragraf (walaupun unsur kalimatnya tidak identik).[9]



F.        Paragraf Berdasarkan Teknik Pemaparannya
1.    Deskriptif
Paragraf deskriptif berisi gambaran yang ditangkap melalui apa yang terlihat atau tertangkap  panca indera. Paragraf ini juga bersifat tata ruang atau tata letak. Contoh: Atau paragraf deskriptif juga : Isinya menggambarkan atau melukiskan dengan kata-kata suatu keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat dan merasakan suasana tersbut.
Garut adalah sebuah kota di Priangan, yang terletak dipulau Jawa  yang merupakan salah satu di kepulauan Asia Pasifik. Seandainya pulau Jawa yang dianugrahi oleh Allah tanah yang subur dan pemandangan yang indah kita umpamakan seikat cincin zamrud, maka Garut adalah pusat dari cincin itu yang merupakan permata yang tiada tandinganya. Garut terletak di sebuah, ketinggiannya dari permukaan laut mencapai 2363 kaki, sedangkan jaraknya dari Betawi sekitar 253 km dan dapat ditempuh dengan kereta api selama kurang lebih tujuh setengah jam. Ada kereta api khusus yang menuju ke Garut dari stasiun Cibatu yang merupakan stasiun tersebasr kedua untuk kereta api ekspres yang berangkat dari Bandung ke Surabaya.
(Assegaf, novel Gadis Garut, 1997:1)
 
Contoh:










Seperti paragraf diatas disebut paragraf deskripsi karena menggambarkan sebuah objek yaitu garut yang digambarkan dari mulai letaknya, keindahan alamnya, sampai alat transportasi yang dapat di pergunakaan menuju Garut.
Contoh lain:
Pohon jambu air di halaman rumah nenek yang luas sedang berbuah. Sepintas seperti tak berdaun karena lebatnya buah yang bergelayut di antara ranting dan dahan. Warna buahnya merah tentang berkilat ranum. Kontras dengan warna semut hitam yang tak mau kalah beriringan menyelinap di antara gerombol buah dan hijaunya.
 
 






Paragraf ini juga disebut paragraf deskripsi karena menggambaran dan melukiskan sebuah objek yaitu Pohon jambu air yang digambarkan mulai dari Pohon jambu air di halaman rumah nenek yang luas sedang berbuah dan buah yang bergelayut di antara ranting dan dahan.

2.    Ekspositoris
Paragraf eksposisi disebut juga paragraf paparan berdasarkan tampilan satu objek yang perwujudannya tertuju pada satu unsur saja berdasarkan pengembangn kronologisnya.
Contoh :
Jumlah penduduk kota Gorontalo berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 mencapai 180.127 orang. Jumlah penduduk laki-laki 88.283 orang dan penduduk perempuan berjumlah 91.844 orang, dengan kepadatan penduduk 2.780 orang per km persegi.
(Kadir, Laporan Akhir,2012,3)
 
 






Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan sejumlah pengetahuan dan informasi. Misalnya, paragraf diatas disebut paragraf eksposisi karena berisi pemaparan sesuatu, yaitu memaparkan jumlah penduduk kota Gorontalo berdasarkan sensus penduduk tahun 2010.
Contoh lain:
Gulungan kain dari pabrik itu dibeli dengan harga sangat murah karena produk afkir. Disortirlah  bahan yang maish bagus. Dibuatnya desain, meniru model baju di butik atau disrto kenamaan yang menjual baju remaja eksklusif. Dedi tak bisa menjahit. Diupahkanya pada penjahit kampung yang pekerjaanya cukup berkelas tapi ongkosnya rendah. Modal tiap  baju hanya Rp 60.00,-. Tapi laku dijual Rp 300.00,-. Itulah kreativitas! Kini dedi yang baru lulus SMK, merambah pasar ekspor.
 
 







Paragraf diatas juga memaparkan, mengekspos suatu kejadian atau proses dengan tujuan memberi kejelasan kepada pembacanya.



3.    Argumentatif
Paragraf ini mengandung analisis yang mempertengahkan sebab dan akibat sesuai peristiwa itu terjadi.[10] Paragraf ini bisa juga membujuk atau meyakinkan pembaca satu hal. Jenis tulisan ini bertujuan untuk mempengaruhi pikiran pembaca agar mengikuti gagasan penulis dengan mengemukakan argumen dan bukti-bukti menguatkan pendapatnya.[11]
Camat sebagai pimpinan tertinggi organisasi pemerintahan di kecamatan memegang peranan yang sangat penting terhadap maju mundurnya suatu kecamatan. Untuk itu, camat mempunyai kewajiban dan wewenang menggerakan dan memberikan arahan kepada bawahanya agar dapat memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat.
(Al Hafidh, Laporan Akhir, 2012:3)
 
Contoh:






Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi pendapat dikemuakakan disertai alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Seperti yang diungkapkan dalam paragraf diatas termasuk ke dalam paragraf argumentasi karena berisi pendapat yang menyatakan bahwa  Camat mempunyai kewajiban dan wewenang menggerakan dan membeikan arahan kepada bawahanya agar dapat memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Pendapat tersebut disertai dengan alasan dan bukti yang kuat dengan mencamtumkan pernyataan bahwa camat sebagai pimpinan tertinggi organisasi pemerintahan di kecamatan memegang peranan yang sangat penting terhadap maju mundurnya suatu kecamatan.



Sebelum menjalani tes masuk perguruan tinggi, lulusan SMA sebenarnya sudah dihadapkan pada ujian. Mereka harus memilih jurusan dan jenis sekolah yang tepat. Mereka juga harus cermat memilih faktor-faktor yang memengaruhi proses belajarnya nanti.
Akan tetapi, ada orangtua yang sangat berambisi untuk memajukan anak sesuai dengan kehendaknya. Alasannya untuk mewujudkan cita-cita dan impian orangtuanya sendiri. Hal ini menyebabkan anak menjadi terbelenggu, tidak kreatif, dan tidak mandiri. Di sisi lain, orangtua pun akhirnya tidak mengukur kemampuan anak sesuai minat dan bakatnya.
Sumber: Harian Umum Pikiran Rakyat, 13 Juni 2004

 
Contoh lain:









Paragraf di atas juga termasuk kedalam paragraf argumentasi karena didalam paragraf tesebut. Berisi pendapat yang menyatakan bahwa. Hal ini menyebabkan anak menjadi terbelenggu, tidak kreatif, dan tidak mandiri. Di sisi lain, orangtua pun akhirnya tidak mengukur kemampuan anak sesuai minat dan bakatnya.Pendapat tersebut disertai dengan alasan dan bukti yang kuat dengan mencamtumkan pernyataan bahwa. Mereka harus memilih jurusan dan jenis sekolah yang tepat. Mereka juga harus cermat memilih faktor-faktor yang memengaruhi proses belajarnya nanti.

4.    Naratif
Paragraf ini menceritakan, memaparkan atau melaporkan suatu kejadian atau pengalaman seseorang sehingga pembaca memperoleh informasi yang jelas.[12] Narasi : Isinya menggambarkan atau menceritakan suatu peristiwa tentang tokoh dengan latar tempat dalam kurun waktu tertentu, disertai alur cerita.[13]



Selama ini, aku hanya mendengar dari bibirnya yang tipi situ hal-hal yang positif tentang islam. Dalam hal etika berbicara dan bergaul ia terkadang lebih Islami daripada gadis-gadis Mesir yang mengaku muslimah. Jarang sekali kudengar ia tertawa cekikikan. Ia lebih suka tersenyum saja. Pakainya longgar, sopan, dan rapat. Selalu berlengan panjang dengan bawahan panjang sampai tumit. Hanya saja ia tidak memakai jilbab. Tapi itu jauh lebih sopan ketimbang gadis-gadis Mesir seuisianya yang berpakain ketat dan bercelana ketat dan tidak jarang bagian perutnya sedikit terbuka. Padahal mereka banyak yang mengaku muslimah. Maria suka pada Al-Quran. Ia sangat mengaguminya, meskipun ia tidak pernah mengaku muslimah. Penghormatanya pada Al-Quran mungkin melebihi beberapa intelektual muslim.
(El Shirazy, novel Ayat-ayat Cinta, 2007:25)
 
Contoh:











Paragraf narasi adalah paragraf yang bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian itu. Dalam paragraf narasi kita akan menemukan tiga unsur utama sebagai bahannya, yaitu tokoh, kejadian, dan latar. Misalnya, dalam paragraf di atas ada tokoh, yaitu aku dan Maria. Kejadianya yaitu tokoh Aku sangat mengagumi Maria karena kepribadianya yang sangat baik. Latarnya di Mesir. Paragraf di atas termasuk kedalam narasi karena ada tokoh, kejadian dan latar.
Ira bidan desa yang bertugas di Papua. Tiap hari berperahu menyusuri sungai dan hutan mendatangi beberapa puskesmas binaanya. Ibu-ibu disana bisa melahirkan sendiri tanpa pertolongan bidan. Tugas ira member penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak juga perlunya keluarga berencana. Alam Papua nan elok membuatnya betah disana. Hobi fotografinya tersalurkan dengan pemandangan yang etnik.
 
Contoh lain:





Paragraf di atas juga termasuk kedalam paragraf narasi karena didalam paragraf tesebut ada tiga unsur sebagai bahanya, yaitu tokoh, kejadian dan latar. Tokohnya seperti Ira. Kejadianya yaitu tokoh ira yang . Tiap hari berperahu menyusuri sungai dan hutan mendatangi beberapa puskesmas binaanya.
Latarnya di Desa papua karena latarnya terdapat didalam kalimat pertama Ira bidan desa yang bertugas di Papua.

5.    Persuasif
Paragraf persuasi : Tulisan ini bertujuan untuk mengajak atau membujuk pembaca agar melakukan sesuatu sesuai keinginan penulis.[14]
Tanamkan nilai-nilai agama, keimanan, dan keyakinan kepada Allah Swt, kepada siswa. Hal itu dilakukan tidak hanya oleh guru agama, tetapi oleh semua guru, sehingga apabila siswa memiliki kegagalan dapat menerimanya dengan pikiran positif dan hati yang jernih, kemudian siswa tersebut akan intropeksi diri, dan beursaha mengubah perilakunya kearah yang lebih baik
(Rahmawati, Pikiran Rakyat, 12 Juli 2007:12)
 
Contoh:






Paragraf persuasif adalah paragraf yang berisi pendapat seseorang untuk mempengaruhi, menghimbau, membujuk, merayu, atau mengajak pembaca mengikuti keinginan penulis. Seperti yang terdapat dalam paragraf diatas termasuk ke dalam paragraf persuasive karena pendapat yang menyatakan bahwa nilai-nilai agama, keimanan, dan keyakinan kepada Allah Swt. Harus ditanamkan oleh semua guru, pendapat tersebut untuk mengajak pembaca apabila siswa memiliki kegagalan dapat menerimanya dengan pikiran positif dan hati yang jernih, kemudian siswa tersebut akan intropeksi diri, dan berusaha mengubah perilakunya kea rah yang lebih baik.



Contoh lain:
Kata orang bijak, dengan seni hidup ini menjadi bertambah indah. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup menjadi mudah. Tapi yang membuat kita terarah ya agama. Agama adalah kata kunci dalam kehidupan.
Masyarakat Tarakan adalah masyarakat heterogen. Di sana ada pemeluk Islam, Nasrani, Budha, Hindu. Marilah kita jalan bersama karena Islam mengajarkan hablum minanas. Dalam konteks kita sebagai mayoritas, marilah umat Islam menjadi suri tauladan yang baik bagi umat agama yang lain.
 
 







Contoh paragraf ini juga bertujuan untuk mengajak atau membujuk pembaca agar melakukan sesuatu sesuai keingan penulis. Dengan kata ajakan dimulai dari kata mengajak umat islam menjadi suri tauladan yang baik bagi umat agama yang lain.

G.      Paragraf Berdasarkan Isi
1.    Paragraf Perbandingan
Pengembangan paragraf perbandingan dilakukan dengan cara  membandingkan kalimat topik. Contohnya  kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret.
Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di tempat-tempat yang kotor dan selalu makan makanan yang menjijikan. Kemana saja dia pergi pasti membawa penyakit. Begitu pula orang jahat yang tinggal di tempat-tempat maksiat dan biasa makan makanan yang diharamkan. Kemana pun dia pergi selalu membuat keonaran yang meresahkan warga.
 
Contoh :






2.    Paragraf Pertanyaan
Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan kalimat-kalimat  pengembangan dalam paragraf jenis ini merupakan jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut.



Contoh :
Siapakah Osama Bin Laden itu ? Dia adalah seorang bangsa Arab anak pengusaha terkenal di negri tersebut. Dia seorang politis muslim yang menentang pemerintahan kerajaan di Arab, akibat pertentangannya dengan pemerintah negeri itu,  dia lari ke Afghanistan dan memimpin sebuah organisasi yang bernama Al-Qaeda. Selanjutnya, ia dituduh Amerika serikat sebagai dalang teroris Internasional yang menyerang dan menghancurkan petagon dan WTC. Oleh karena itu, ia menjadi salah seorang daftar pencarian orang di Negara Amerika Serikat.
 
 









3.    Paragraf Sebab Akibat
Kalimat topik sebab akibat merupakan sebab atau akibat peristiwa-peristiwa atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang. Jika topiknya berupa sebab, maka kalimat pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika kalimat topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus sebab-sebab dari akibat itu.
Banyak sekali kasus penebangan hutan liar  yang terjadi 10 tahun kebelakang. Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai aturan untuk menghukum para penebang liar. Namun faktanya penebangan liar terus terjadi sehingga merugikan banyak pihak. Akaibat dari penebangan liar tanah tidak mampu menyerap dengan baik. Oleh karena itu, setiap datang musim hujan selalu terjadi banjir dan tanah longsor.
 
Contoh :






4.    Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah pengembangan  kalimat topik dalam sebuah paragraf dengan menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai untuk memperjelas maksud dalam kalimat topik.



Proses pengurusan surat0surat yang paling mudah ialah dengan cara menembak atau lewat belakang ( tidak melalui prosedur yang berlaku). Contohnya waktu membayar pajak mobil, saya tidak mengurus sendiri, tetapi menyuruh calo yang biasa mangkal disana. Beresnya cepat sekali. Contoh lain ketika adik saya membuat SIM. Dia hanya memberikan uang dan salinan KTP kepada calo lalu dia dipanggil untuk dipotret. Beberapa menit kemudian, SIM pun selesai.
 
Contoh :






5.    Paragraf Perulangan
Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang kata atau kelompok kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa dilakukan dengan cara mengulang bagian-bagian kalimat yang  penting.
ada kaitan antara makan, hidup dan berpikir pada manusia. Setiap manusia perlu makan , makan untuk hidup. Hidup tidak hanya untuk makan. Akan tetapi hidup manusia mempunyai tujuan. Tujuan hidup berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi ada persamaannya yakni salah satu diantaranya melangsungkan keturunan. Keturunan merupakan penerus bangsa yaitu generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh terhadap segala  tantangan dan rintangan.  Tantangan dan rintangan membuat manusia berpikir. Berpikir bukan sembarang berpikir tetapi berpikir jernih untuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan.
 
Contoh :









6.    Paragraf Definisi
Dalam paragraf definisi kalimat topiknya merupakan sesuatu pengertian atau istilah yang memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya mudah dipahami oleh pembaca.[15]



Sosiolinguistik adalah ilmu antardisipliner yakni sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah bagi manusia di dalam masyarakat. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Sosiolinguistik merupakan subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-faktor sosial dalam berperan dalam penggunaan bahasa dalam pergaulan sosial.
 
Contoh :





BAB III
SIMPULAN

1.    Paragraf atau alinea merupakan sebagian dari sebuah karangan. Di dalamnya merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan suatu ide atau gagasan.
2.    Seorang pengarang akan menuliskan gagasannya melalui penulisan paragraf dengan tujuan agar karangannya dapat difungsikan sebagai pengantar, transisi, dan penutup.
3.    Dalam sebuah karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya, yaitu paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup.
4.    Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf (kohesif) dan kepaduan paragraf (koherensif).
5.    Berdasarkan kalimat utamanya, ada tiga jenis dalam pengembangan paragraf, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, dan paragraf campuran.
6.    Berdasarkan teknik pengembangannya, ada lima jenis teknik pengembangan paragraf, yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentatif, naratif, dan persuasif.
7.    Berdasarkan isinya, ada enam jenis isi paragraf, yaitu perbandingan, pertanyaan, sebab akibat, contoh, perulangan, dan definisi.








DAFTAR PUSTAKA

Cecep Wahyu Hoerudin. 2015. Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter : Bahasa Indonesia. Bandung : CV. Insan Mandiri.
E. Zaenal Arifin dan S. Amran. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo.
http://dewanku02.blogspot.co.id/2014/02/fungsi-dan-tujuan-paragraf.html?m=1 (Diakses oleh Enung Nurohmah tgl 08 Nov 2015 pukul 06.00 WIB)
http://www.diaryapipah.com/2011/10/jenis-paragraf-dan-pengembangannya-html?m=l (Diakses oleh Hanik Rohma Yolanda tgl 11 Nov 2015 pukul 05.54 WIB)
Suparni. 2013. Bahasa Indonesia. Bandung : PT. Aditya MW.
Tim Dosen MKU Pengembangan Karakter B. Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 2015. MATA KULIAH UMUM PENGEMBANGAN KARAKTER: BAHASA INDONESIA. Bandung : CV. Insan Mandiri.



[1] E. Zaenal Arifin dan S. Amran, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Akademika Pressindo, Jakarta, 2010,  hlm. 115.
[2] Tim dosen MKU Pengembangan Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter: Bahasa Indonesia, CV. Insan Mandiri, Bandung, 2015, hlm. 80.
[3] http://dewanku02.blogspot.co.id/2014/02/fungsi-dan-tujuan-paragraf.html?m=1
(Diakses oleh Enung Nurohmah tgl 08 Nov 2015 pukul 06.00 WIB)
[4] E. Zaenal Arifin dan S. Amran, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Akademika Pressindo, Jakarta, 2010,  hlm. 122.
[5] Cecep Wahyu Hoerudin, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter: Bahasa Indonesia, Insan Mandiri, Bandung, 2015, hlm. 83.
[6] Tim dosen MKU Pengembangan Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter: Bahasa Indonesia, CV. Insan Mandiri, Bandung, 2015, hlm. 85.
[7] Tim dosen MKU Pengembangan Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter: Bahasa Indonesia, CV. Insan Mandiri, Bandung, 2015, hlm. 85.
[8] Tim dosen MKU Pengembangan Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter: Bahasa Indonesia, CV. Insan Mandiri, Bandung, 2015, hlm. 85.
[9] Suparni, Bahasa Indonesia,  PT. Aditya MW, Bandung,  2013, hlm. 2.
[10] Tim dosen MKU Pengembangan Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter: Bahasa Indonesia, CV. Insan Mandiri, Bandung, 2015, hlm. 86.
[11]Suparni, Bahasa Indonesia,  PT. Aditya MW, Bandung,  2013, hlm. 3.
[12] Tim dosen MKU Pengembangan Karakter B.Indonesia UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mata Kuliah Umum Pengembangan Karakter: Bahasa Indonesia, CV. Insan Mandiri, Bandung, 2015, hlm. 86.
[13] Suparni, Bahasa Indonesia,  PT. Aditya MW, Bandung,  2013, hlm. 3.
[14] Suparni, Bahasa Indonesia,  PT. Aditya MW, Bandung,  2013, hlm. 3.
[15] http://www.diaryapipah.com/2011/10/jenis-paragraf-dan-pengembangannya-html?m=l
(Diakses oleh Hanik Rohma Yolanda tgl 11 Nov 2015 pukul 05.54 WIB)

1 komentar:

  1. Backgroundnya bikin susah bacanya, saran saya mending ganti backgroundnya

    BalasHapus