BIOREGULATOR
Bioregulator adalah katalisator yang bekerja terhadap proses – proses dari
suatu sistem
kehidupan, dapat juga disebut biokatalisator. Bioregulator yang terpenting
adalah:
A.
Enzim
B.
Vitamin
C.
Mineral
D.
Hormon
E.
Obat
Kontrasepsi
ENZIM
Enzim atau fermen adalah
senyawa-senyawa organic, lazimnya protein yang dapat mengakibatkan atau
mempercepat rekasi biokimia berdasarkan proses katalisa. Enzim ini hanya
bekerja sebagai katalisator organic terhadap reaksi-reaksi dari
substratspesifik. Kegiatan enzim tergantung kepada suhu, derajat keasaman (pH)
dan konsentrasi
ion-ion. Nama
dari enzim diebentuk dari nama substrat atau nama reaksi yang dipercepatnya,
dengan menambahkan akhiran
ase.
Ø Urease : Enzim pengurai ureum
Ø Ureum Protease : Enzim pengurai protein
Ø Protein Lipase : enzim pengurai lemak
Ø Lipida reduktase : Enzim yang mempercepat reduksi
Ø Hidrolase : Enzim yang mempercepat hidrolisis
1. Penghasil Enzim
·
Mikroorganisme
(bakteri atau jamur), misalnya lipase, amilase, streptokinase, penisilinase, dll.
·
Tumbuh-tumbuhan,
dimana zat-zat ini dipisahkan dan kadang-kadang dalam bentuk kristal, misalnya
papase (dari Carica papaya) dan bromelin (dari Annanas sativum).
Berdasarkan
senyawa atau gugusan yang terkandung dalam enzim, maka enzim dapatdibedakan atas :
·
Gugus protein,
disebut juga apoenzim.
·
Gugus non
protein, disebut juga gugusan prostetik atau koenzim.
·
Kelompok ini
berperan dalam metabolisme sel-sel tubuh. Contohnya vitmin B-1, nikotinamida,
dll.
2.
Fungsi Enzim
·
Proses
pencernaan dengan menguraikan lemak, protein dan karbohidrat.
·
Reaksi-reaksi
yang bertalian dengan proses pernafasan.
·
Efek-efek dari
vitamin berkenaan dengan kerja enzim-enzim, misalnya defisiensi suatu vitamin, sebenarnya kekurangan enzim.
·
Keimbangan
hormon-hormon supaya terpelihara dengan sintesa-sintesa hormon atau penguraian
hormon yang berlebihan oleh antagonisnya, misalnya kelebihan hormon insulin
diurai oleh insulinase, akumulasi
hormon-hormon noadrenalin atau asetilkolin pada organ-organ ujung diurai oleh
MAO dan kolinesterase.
·
Melindungi
jaringan tubuh terhadap efek-efek enzim yang dihasilkan. Misalnya zat perintang
tripsin yang dapat meniadakan kelebihan tripsin.
3.
Kegunaan Enzim
·
Sebagai
penolong dalam pencernaan.
·
Membersihkan
dan menyembuhkan luka-luka, dengan cara mencernakan secara selektif
jaringan-jaringan yang mati tanpa merusak jaringan sehat, termasuk juga
melindungi saluran darah yang mengelilingi luka tersebut.
·
Menghilangkan
radang atau bengkak yang berguna pada pengobatan luka-luka berdasarkan khasiat
anti radang (anti inflamatory enzim) misalnya papase, protase, amilase,
seropeptidase, streptokinase, dll.
·
Sebagai anti
koagulansia, untuk menguraikan molekul-molekul fibrin yang menyebabkan
pembekuan darah dan gumpalan-gupalan darah pada pengobatan trombosis, tromboflebitis.
Misalnya streptokinase sebagai pembantu
dalam diagnosa (diasnotic enzym) :
i.
glukosa
oksidase, untuk menentukan kadar glukosa dalam urine pada diabetes.
ii.
uricase, untuk
menentukan kadar asam urat dalam darah, antara lain pada gangguan ginjal, encok, dll.
·
Analisa kadar
enzim laktat dehidrogenase dalam serum darah, menunjukkan adanya jaringan yang
mati disuatu tempat pada tubuh karena kekurangan darah, antara lain karena
adanya penyakit kanker atau trombosis koroner.
4. Efek Samping
Efek sampingnya
sedikit sekali, antara lain alergi terhadap streptokinase atas dasar enzim
adalah protein yang merupakan antigen dan merangsang pembentukan antibodi. Tapi hal ini jarang sekali terjadi.
5. Obat tersendiri :
a. Enzim – enzim pankreas dan pepsin.
b. Bromelin atau Ananase.
Protease dari
Ananas sativum, yang berkhasiat juga sebagai anti radang.
c. Papase atau
Prolase.
Enzim proteolitik yang didapatkan dari
Carica papaya, yang juga berkhasiat sebagai penghilang
bengkak – bengkak.
d. Streptokinase dan Streptodornase.
Diperoleh dari
bakteri Streptococcus haemolyticus. Terutama streptokinase bersifat fibrinolitik yang menguraikan fibrin, mengencerkan serta melarutkan nanah
yang kental dan darah yang beku. Penggunaan pada pengobatan trombosis koroner (infark jantung)
dan menyembuhkan infeksi bernanah. Enzim ini mempertinggi efek penggunaan antibiotika.
e. Fibrinolisin
Diperoleh
sebagai hasil penguraian enzim lain yaitu streptokinase
terhadap profibrinolisis atau plasminogen yang inaktif. Diperoleh dari plasma manusia. Efek sampingnya berupa reaksi alergi.
VITAMIN
Vitamin merupakan suatu senyawa organik
yang dalam jumlah sangat kecil dibutuhkan oleh tubuh untuk memelihara fungsi dan
metabolisme
normal.Vitamin
diperoleh tubuh dari makanan sehari – hari. Tapi ada juga yang diperoleh
dari hasil sintesa flora usus,
misalnya vitamin K dan asam pantotenat (vitamin B-5). Bahkan vitamin A dan D dapat dibentuk oleh tubuh sendiri. Umumnya vitamin merupakan co-enzym
dari suatu yang berperan pada proses metabolisme dalam
tubuh. Pada keadaan tertentu tubuh
dapat mengalami defisiensi vitamin. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain :
·
Makanan yang
dikonsumsi sehari – hari kurang kandungan vitaminnya.
·
Adanya gangguan
pencernaaan, sehingga penyerapan vitamin terganggu.
·
Kebutuhan akan
vitamin meningkat, misalnya pada masa kehaminal, masa pertumbuhan dan masa
penyembuhan dari sakit.
1.
Penggolongan Vitamin
Berdasarkan sifat kelarutannya, vitamin dibagi atas 2 golongan yaitu :
a) Vitamin yang larut dalam air, meliputi :
· Vitamin B-kompleks
· Thiamin (Vitamin B-1)
· Riboflavin (Vitamin B-2)
· Biotin
· Rutin
· Asam Folat (Vitamin B-11)
· Asam Pantotenat (Vitamin B-5)
· Cyanocobalamin (Vitamin B-12)
· Asam para amino benzoat
· Asam Ascorbat (Vitamin C)
· Nikotinamida (Vitamin B-3)
· Piridoksin (Vitamin B-6)
Semua vitamin tersebut mudah diserap di
dinding usus dan mudah pula dikeluarkan bersama urine, kecuali vitamin B-12 yang
penyerapannya membutuhkan adanya faktor intrinsik. Dengan sifat yang demikian,
kemungkinan timbulnya
toksisitas akibat kumulasi vitamin dalam tubuh jarang
terjadi. Vitamin kelompok ini sedikit sekali disimpan di dalam tubuh.
a.
Vitamin B
Kompleks
Kelompok
vitamin ini bersumber sama, sehingga disebut B kompleks. Defisiensi salah satu anggota kelompok vitamin ini, biasanya
juga disertai defisiensi seluruh kompleks vitamin ini.
b.
Thiamin ( Vitamin B-1 )
Terdapat dalam kulit beras, hati,
ginjal, ragi, sayuran dan kacang-kacangan. Vitamin ini
penting pada metabolisme karbohidrat. Defisiensinya menyebabkan gejala anoreksia, obstipasi, kejang otot, kesemutan
(paresthesia), beri – beri dengan polineuritis dan gangguan jantung. Dalam
dosis tinggi bersama dengan vitamin B-6 dan B-12 digunakan sebagai vitamin neurotropik.
c.
Riboflavin ( Vitamin B-2 )
Terdapat antara lain dalam usus, telur,
hati, kulit beras, ragi dan sayuran. Defisiensinya menyebabkan sakit tenggorokan dan radang
pada sudut mulut,
radang lidah,
kelainan mata (conjungtivitis dan fotophobia) dan gejala avitaminosis B lainnya.
d.
Piridoksin ( Vitamin B-6 )
Banyak
terkandung dalam daging, hati, ginjal, padi – padian, kacang dan sayuran. Ada 3 bentuk vitamin ini, yaitu piridoksin, piridoksal dan piridoksamin. Defisiensi B-6 menyebabkan gangguan kulit (radang),
gangguan alat pencernaan, radang selaput lendir mulut dan lidah, radang saraf dan gangguan
pembentukan sel – sel darah merah.
Defisiensi ini dapat juga terjadi karena pemakaian INH untuk jangka waktu yang
lama. Vitamin B-6 juga digunakan untuk melawan mual, muntah dan
depresi karena pil anti hamil. Demikian juga pada muntah kehamilan.
e.
Nikotinamida ( Niasinamida, PP Factor
atau Vitamin B-3 )
Terdapat dalam sayuran, ikan, daging,
padi dan gandum. Vitamin ini terdapat sebagai asam nikotinat. Di dalam hati asam ini diubah
menjadi nikotinamida, yang merupakan co-enzym pada proses oksidasi reduksi.
Defisiensi vitamin inimenimbulkan penyakit pellagra dengan gejala kulit menjadi
hitam (dermatitis),
gangguan
lambung usus (diare) dan gangguan saraf (dementia).
f.
Asam Pantotenat ( Vitamin B-5 )
Tedapat dalam semua jaringan tubuh dan
semua macam makanan. Juga dapat diproduksi oleh flora usus. Bentuk aktifnya adalah isomer
dexter, yaitu d- pantotenat. Merupakan co-enzym A yang penting dalam
metabolisme.
Defisiensinya
pada manusia belum dikenal.
g.
Asam Folat ( Vitamin B-11 )
Terdapat dalam sayuran, hati, ragi,
daging, ikan dan kacang – kacangan, hanya sedikit terdapat dalam buah – buahan. Dalam hati diubah
menjadi tetrahidrofolat, suatu co-enzym pada sintesa asam inti dan pembelahan sel.
Penting pada pembentukan eritrosit. Defisiensinya menyebabkan anemia
megaloblaster.
h.
Cyanocobalamin ( Vitamin B-12 )
Terdapat dalam makanan yang berasal
dari hewan, yaitu daging, hati, telur dansusu, dalam bentuk suatu kompleks
protein. Dalam lambung, vitamin B-12 akan terlepas dari kompleks tersebut, lalu berikatan dengan
faktor intrinsik yang dikeluarkan oleh mukosa lambung, sehingga dapat
diserap oleh usus halus. Dalam tubuh, vitamin ini ditimbun dalam hati. Vitamin ini merupakan vaktor penting
dapa pembentukan eritrosit, dan defisiensinya menyebabkan anemia
megaloblaster.
i.
Asam Ascorbat
Banyak terdapat dalam sayur dan buah.
Berperan penting dalam pembentukan zat pengikat dalam tulang dan tulang
rawan, sekitar kapiler dan antar sel (kolagen) yang penting bagi saling
terikatnya jaringan. Bila sintesa kolagen terganggu, dinding pembuluh
darah mudah rusak, sehingga mudah terjadi pendarahan. Defisiensi
vitamin C menyebabkan sariawan (skorbut), gigi mudah lepas, luka yang sukar
sembuh dan mudah terjadinya pendarahan. Selain itu
penggunaannya juga untuk
mempertinggi daya tahan tubuh terhadap infeksi kuman, anti lipemika dan mempercepat sembuhnya luka.
b)
Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu :
· Vitamin A
· Vitamin D
· Vitamin E
· Vitamin K
Vitamin ini diserap bersama – sama
lemak, sehingga adanya gangguan pencernaan lemak dapat
mengurangi penyerapannya. Ekskresinya lambat, sehingga dapat menimbulkan kumulasi dalam tubuh sehingga menyebabkan gejala keracunan.
a) Vitamin A (Retinol, Axerophthol)
Dalam sayuran terdapat sebagai provitamin A, yaitu karoten dan karotenoid;
yang dalam usus diubah
menjadi vitamin A. Vitamin A sendiri terdapat di dalam usus, kuning telur,
hati dan minyak ikan.
Vitamin A berfungsi untuk :
·
Menjaga keutuhan jaringan epitel dan mukosa
di seluruh tubuh, sehingga jaringan tersebut tidak mudah rusak dan tidak
terjadi hiperkeratosis di kulit, conjungtiva kornea dan sebagainya.
·
Merangsang
sintesa RNA, glukoprotein dan kortikosteroida.
·
Pembentukan
rhodopsin, suatu pigmen fotosensitif yang dibutuhkan retina mata untuk dapat melihat pada keadaan gelap. Defisiensi vitamin A menimbulkan rabun senja
(hemerolophia), xrerophthalmia (kornea mata mengering dan mengeras), atrifia
mukosa dan menghambat pertumbuhan anak.
b)
Vitamin D (
Ergokalsiferol, Kalsiferol)
Terdapat sebagai provitamin D (ergosterol) di dalam sayuran dan ragi. Juga terdapat didalam tubuh, yakni dibawah kulit, oleh
pengaruh sinar UV matahari akan diubah menjadi kalsiferol atau vitamin D-2. Provitamin D juga terdapat di
dalam tubuh sebagai 7-dehidrokolesterol, yang oleh
pengaruh sinar UV diubah menjadi kolekalsiferol (vitamin D-3). Fungsi vitamin D adalah mengatur metabolisme Ca dan F, bersam- sama hormon tiroid dan hormon paratiroid. Defisiensinya
menimbulkan penyakit rachitis (tulang mudah bengkok).
c)
Vitamin E (Alfa
Tokoferol)
Merupakan
senyawa tokoferol. Dikenal 4 macam tokoferol, yaitu alfa, beta, gamma dan
delta. Yang aktif adalah senyawa alfa tokoferol. Vitamin E
banyak dijumpai dalam minyak nabati (minyak jagung, kedelai dan bunga
matahari), padi – padian, ragi, hati, kuning telur dan sayuran. Tidak dikenal
gejala defisiensi yang khas pada orang dewasa. Dalam pengobatan digunakan pada gangguan jantung (angina dan lain – lain), artrosis, neuralgia, hiperkoleterolemia dan penyakit
kulit. Juga digunakan sebagai anti keguguran dan obat kemandulan.
d)
Vitamin K
·
Vitamin K-1,
disebut fitomenadion, terdapat dalam sayuran hijau dan minyak nabati.
·
Vitamin K-2, dihasilkan oleh flora
usus. Untuk penyerapannya dari usus memerlukan asam empedu.
·
Vitamin K-3
(menadion) dan vitamin K-4 (menadiol), merupakan zat sintetik. Dalam hati, vitamin K merangsang pembentukan
protrombin. Defisiensi vitamin ini menyebabkan hipoprotrombinemia, yang berakibat darah sukar membeku.
MINERAL DAN
ELEMEN SPURA
Mineral adalah zat anorganik yang dalam
jumlah kecil bersifat essensial bagi banyak proses metabolisme dalam
tubuh. Yang paling banyak
dibtuhkan adalah kalium, natrium, kalsium, magnesium, fosfor dan klorida. Elemen spura adalah mineral yang dibutuhkan kurang
dari 20 mg sehari, yakni besi,
seng, tembaga, mangan, molibden, fluor, krom, iod, selen dan kobalt. Fungsinya masing – masing sangat berbeda :
·
Ca dan P untuk
sebagian besar bertanggung jawab bagi kekuatan kerangka.
·
K, Mg dan P
terutama untuk membentuk sistem pendapar intraselluler .
·
Na dan Cl berperan penting diruang ekstraselluler sebagai pengatur tekanan osmotik dan tekanan darah normal.
·
Banyak elemen spura merupakan ko-faktor dari metallo-enzym, misalnya Fe, Zn, Mn, Mg dan Cu ; yang mengkalatisa banyak proses
metabolisme.
·
F dan Sr
merupakan zat essensial bagi tulang gigi dan emailnya.
·
Iod merupakan
bahan baku bagi sintesis hormon tiroid. Penggunaan
mineral – mineral, khususnya untuk prevensi dan pengobatan keadaan
defisiensi, terutama garam K dan Ca ; begitu pula Na, Cl dan Fospat yang digunakan
sebagai infus dalam keadaan darurat. Dari elemen – elemen spura, hanya Fe, Zn, I, F dan Sr
yang digunakan sebagai obat. Zat – zat lainnya hanya digunakan sebagai tambahan pada preparat multivitamin atau sebagai food suplemen.
Obat – obat tersendiri ;
1) Kalium klorida
Merupakan kation yang terpenting dalam
cairan intra sel dan merupakan zat essensial untuk mengatur keseimbangan asam – asam serta
isotoni dari sel. Selain itu juga mengaktivasi banyak reaksi enzim dan proses fisiologis, seperti
penerusan impuls di saraf
dan otot, kontraksi otot dan metabolisme karbohidrat.
2) Natrium klorida
Merupakan kation terpenting bagi cairan
ekstra sel dan berperan penting padaregulasi tekanan osmotok sel. Juga berperan
pada pembentukan perbedaan – perbedaan potensial listrik dalam
kontraksi otot dan penerusan impluls saraf. Defisiensinya
bisa terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dan banyak berkeringat
serta banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra.
3) Kalsium
Fungsi utamanya
adalah bahan pembangun tulang, berperan penting pada regulasi daya rangsang dan kontraksi otot – otot serta penerusan impuls saraf.
Selain itu Camengatur permeabilitas membran sel bagi K dan Na, aktivasi banyak
reaksi enzim seperti pembekuan darah. Defisiensi Ca
menimbulkan kelembekan tulang (osteomalacia) dan mudah
terangsangnya otot dan saraf, dengan akibat serangan – serangan tetania. Contoh garam
kalsium : kalsium glukonat, kalsium laktat dankalsium sitrat.
4) Seng sulfat
Kadar seng dalam tubuh agak tinggi
dibandingkan dengan elemen spura lainnya, yang sebagian besar terdapat dalam tulang dan prostat.
Fungsinya ialah
sebagai kofaktor dalam minimal 100 enzim yang terlibat dalam segala proses metabolisme,yaitu
:
·
karboanhidrase,
berperan pada gejala buta malam (ko-faktor darialkoholdehidrogenase, yang
merubah retinol menjadi retinal).
·
memperbaiki
fungsi sel – sel otak bagi lemah ingatan (sering lupa) padaorang tua.
·
stimulasi
penyembuhan borok bila terjadi kekurangan.
·
secara lokal berkhasiat sebagai adstringens (penciutan selaput lendir),anti keringat dan antiseptik lemah.
·
Penggunaannya
paling banyak alam dermatologi, khususnya ZnO dalam bedak tabur dan salep,
sebagai adstringens dan antiseptik lemah. Selain itu juga pada preparat tetes mata.
5) Fluorida Fluor
terutama ditimbun sebagai apatit di
dentin dan email, juga dalam tiroid dan ginjal. Ekskresinya
melalui saluran kemih dan keringat pada transpirasi berlebihan. Penggunaannya paling banyak untuk prevensi gigi berlubang (carries),
yang berdasarkan atas reaksinya dengan apatit. Fluoro-apatit yang
terbentukbersifatlebih padat dan tahan asam, juga menutupi pori – pori kecil
hingga email lebih sukar larut
dalam asam, yang terbentuk setiap kali makan gula dan karbohidrat. Fluor juga digunakan pada osteoporosis (kurangnya Ca dari tulang).
6) Stronsium
klorida
Elemen ini berguna melindungi gigi terhadap pengaruh thermis (panas dan
dingin)dan kimiawi (asam dan gula) yang disertai nyeri. Selain itu juga
mengurangi
sensitivitas
gigi terhadap rangsangan tersebut dengan jalan membentuk lapisan pelindung
keras di luar dentin yang sudah kehilangan emailnya karena erosi
atau pengendapan kalsium. Dengan demikian rangsangan tersebut tidak bisa
mencapai
sum – sum gigi lagi yang berisi saraf – saraf dan dapat mengakibatkan nyeri.
7) Magnesium
Terdapat dalam tulang dan cairan intra
sel, juga sebagai ko-faktor enzim-enzim yang menghasilkan energi. Berperan penting pada kontraksi
otot.
8) Krom
Digunakan untuk kerja insulin yang optimal
dalam bentuk aktifnya sebagai senyawa organik GTF (Glucose Tolerance Factor), yang 20
kali lebih aktif dari pada garam – garam krom anorganik.
9) Tembaga
Merupakan kofaktor bagi
cytochromoxidase dan beta hidroksilase yang mengubah dopamin menjadi
noradrenalin, juga penting bagi sintesis hemoglobin kekurangannya dapat menyebabkan kelambanan psikomotor, serangan
epilepsiserta kelainan pada rambut.
HORMON
Hormon adalah
zat kimiawi yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, langsung masuk ke dalam
aliran darah dan berpengaruh sangat spesifik terhadap organ tertentu untuk dapat berfungsi secara normal. Kelenjar endokrin yang penting adalah
kelenjar hipofisa dan hipotalamus, kelenjar kelamin (ovarium dan testes),
kelenjar anak ginjal, pankreas, tiroid dan paratiroid.
Dalam pengobatan, hormon
digunakan untuk :
a) Terapi
substitusi pada defisiensi hormon, misalnya pemberian insulin pada penderita diabetes mellitus.
b) Yang banyak digunakan adalah pada pengobatan berdasarkan efek
farmakologinya yang tidak
berhubungan dengan efek fisiologisnya. Misalnya kortikosteroida banyak
digunakan karena efek anti radangnya.
c) Secara khusus
untuk mempengaruhi fungsi organ ke arah yang dikehendaki, misalnya estrogen dan progesteron digunakan untuk mencegah kehamilan.
d) Diagnosa
penyakit atau kelainan, misalnya tirotropin untuk test terhadap kelenjar tiroid.
Untuk keperluan pengobatan,
zat hormon dapat diperoleh dari :
·
Sumber alam,
berasal dari binatang ternak menyusui misalnya sapi. Persediaannya amat terbatas.
·
Senyawa
sintetik, saat ini umumnya digunakan hormon sintetik atau semi sintetik.
1.
Hormon Hipofisa
adalah suatu umbai pada pangkal otak. Kelenjar ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a) Adenohipofisa, adalah umbai depan, yang merupakan bagian terbesar. Hormon
yang dihasilkannya adalah :
·
Somatotropin : Merangsang
pertumbuhan tubuh pada umumnya
·
Gonadotropin : Merangsang
kelenjar kelamin mensekresikan hormonnya
·
Kortikotropin : Merangsang
kelenjar anak ginjal bagian korteks untuk mensekresikan kortikosteroida.
·
Tirotropin : Merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormone tiroide.
·
Prolaktin : Menstimulir sekresi air susu.
b)
Neurohipofisa adalah umbai
belakang, terutama terdiri dari jaringan saraf. Hormon yangdihasilkannya adalah
:
· Oksitosin : Menyebabkan
kontraksi uterus dan menstimulir mulainyalaktasi.
· Vasopresin : Mencegah
ekskresi air terlalu banyak
Zat – zat tersendiri :
a)
Somatotropin
Digunakan untuk
terapi substitusi. Tetapi karena hormon ini tidak dapat diganti dengan hormon binatang, maka sediaan farmasinya sangat jarang.
b)
Gonadotropin
Dalam pengobatan digunakan untuk
mengatasi gangguan haid dan kemandulan baik pria maupun wanita. Sediaan gonadotropin diperoleh dari air kemih
wanita hamil atau air kemih
wanita setelah menopause, yaitu Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan Human Menopausal Gonadotropin (HMG). Diberikan per injeksi.
c)
Oksitosin
Hormon ini telah dapat disintesa. Dalam
kebidanan digunakan untuk merangsang kontraksi uterus (rahim) guna membantu persalinan.
Setelah persalinan, dapat jugadigunakan untuk mencegah banyaknya perdarahan.
d)
Vasopresin
Diperoleh dari sapi atau babi.
Digunakan pada pengobatan diabetes inspidus dengan gejala
poliuria, akibat kekurangan hormon anti
diuretik dan insufisiensi hipofisa.
2.
Hormon Kelamin
Hormon kelamin
dihasilkan oleh kelenjar kelamin (ovarium dan testes) dibawah pengaruh
gonadotropin, berfungsi menentukan ciri – ciri kelamin primer dan
sekunder.Androgen adalah hormon pria, sedangkan estrogen dan progesteron adalah
hormon wanita. Semua hormon
kelamin memiliki sifat – sifat yang sama, misalnya :
·
Retensi air dan
garam.
·
Berdaya
anabolika, androgen lebih kuat dari pada estrogen.
·
Mengakibatkan penutupan epifisis (ujung
tulang pipa) sesudah pertumbuhan di masa
pubertas.
a)
Zat-zat
androgen
Yang terpenting adalah testoteron, selain
bertanggung jawab terhadap ciri kelamin primer
dan sekunder. Hormon ini berperan penting pada spermatogenesis dalam testes (efek
virilisasi, virile = jantan). Digunakan dalam terapi substitusi, misalnya pada keadaan
klimakterium virile sesudah usia 50 tahun. Juga untuk
merangsang pertumbuhan anak laki-laki di atas usia 16 tahun yang terlambat
pertumbuhannya
akibat hipofungsi hipofisanya.
b)
Testoteron
Dibuat secara
semisintetik. Karena absorpsinya dari usus dan bioavailabilitasnya kurang baik,
maka diberikan dalam bentuk injeksi sebagai esternya dalam pelarutminyak.
c)
Metil-testoteron
Dapat digunakan
per-oral. Digunakan terutama pada gangguan potensi akibat defisiensi androgen, pada hipogonadisme dan pada sterilitas karena
oligospermia.
d)
Mesterolon
Pada dosis terapi zat ini mempengaruhi hipofisa, sehingga sekresi
testoteron danspermatogenesis tidak terhambat.
3.
Anabolika
Merupakan
hormon sintetik yang terutama bekerja memacu sintesa protein tanpa memiliki sifat virilisasi. Anabolika yang banyak digunakan adalah turunan
testoteron, yaitu
Metenilon, Metandienon, Oksimetolon dan Stanozol. Juga turunan nadrolon yaitu Nandrolon dan Etilestrenol. Umumnya digunakan pada keadaan tubuh lemah, seperti pada keadaan sesudah operasi, baru sembuh dari sakit dan lain – lain. Juga selama terapi
penyinaran dan terapi dengan kortikosteroida untuk mencegah osteoporosis. Dalam bidang
olahraga obat ini sering disalah gunakan untuk memperkembangkan dan memperkuat otot para atlit (doping). Karena anabolika ini zat – zat androgen maka memiliki efek viirilisasi bila digunakan untuk waktu yang lama pada wanita, menekan spermatogenesis, menghambat pertumbuhan anak – anak di bawah usia 16
tahun karena stimulasi penutupan epifisis, dan
menimbulkan gangguan haid pada wanita.
Zat-zat tersendiri :
·
Nandrolon
§ Indikasi : Kehilangan
protein akibat cedera parah, latihan berlebihan, penyakit ketuaan, pada anak
memacu pertumbuhan yang
lambat.
§ Kontra indikasi : Kehamilan,
karsinoma prostat.
§ Efek samping : Jerawat,
hirsutisme, peningkatan libido pada wanita,hipertropi
klitoris, dan rambut pubis melebat.
·
Etilestrenol
§ Indikasi : Selama
menderita penyakit kronik terutama pasien lanjut usia.
§ Kontra indikasi : Kehamilan,
karsinoma prostat, gangguan fungsi hati.
§ Efek samping : Mual, retensi cairan
tubuh yang ringan, gangguan haid.
4. Zat – zat estrogen
Estrogen bekerja terhadap mukosa uterus
(endometrium) untuk mempersiapkan proses lebih lanjut dari sel telur yang
telah dibuahi. Bersama-sama progesteron, estrogen berperan penting pada masaknya folikel, ovulasi,
pembuahan, transpor seltelur yang telah dibuahi ke dinding uterus dan penyarangannya disitu. Zat- zat estrogen digunakan untuk terapi substitusi pada keluhan
klimakterium, menekan
laktasi, menekan ovulasi dan pengobatan osteoporosis sesudah menopause. Preparat kombinasi estrogen dan progesteron
dugunakan untuk diagnosa kehamilandan pengobatan
amenorea sekunder (haid terlambat).
Zat – zat tersendiri :
·
Estradiol
Merupakan estrogen alamiah terkuat,
digunakan pada terapi substitusi pada klimakterium, menopause dan kanker prostat. Pemberian
per-oral bioavailabilitasnya
rendah, sehingga diberikan per injeksi sebagai esternya dalam pelarut lemak.
·
Etinilestradiol
Turunan semi sintetik yang berdaya larut
amat kuat; dapat diberikan per oral. Merupakan komponen dari banyak
pil anti hamil.
·
Mestranol
Hormon ini baru aktif setelah di dalam hati diubah menjadi etinilestradiol.
Juga digunakan dalam
pil anti hamil.
·
Dietilstilbestrol
Aktif per oral
dengan kerja panjang, tetapi karena bersifat karsinogenik zat ini
tidak lagi digunakan.
5. Zat
– zat progestagen
Progestagen
adalah steroid sintetik yang berdaya progesteron. Progesteron
adalah hormon yang
dikeluarkan oleh badan kuning (corpus luteum) dibawah pengaruh hormon gonadotropin. Hormon ini mempengaruhi endometrium
dari fase proliferasi
karena pengaruh
estrogen, ke fase sekresi agar telur yang telah dibuahi dapat bersarang dan berkembang lebih lanjut. Kemudian hormon ini juga
berfungsi menjaga kehamilan dari
keguguran. Dalam pengobatan,
progestagen digunakan untuk :
·
Mencegah
kehamilan pada pil KB
·
Mencegah
keguguran akibat kurang sekresi progesteron
·
Terapi
subtitusi pada keadaan klimakterium dan menopause
·
Pada gangguan
haid
·
Pada
endometriosis dan kemadulan yang diakibatkannya
Zat-zat tersendiri
:
1) Progesteron
Diperoleh dari
ovarium binatang ternak atau hasil sintesa. Absorpsinya di susu cukup baik, tetapi karena bioavailabilitasnya tidak baik, maka diberikan
secara injeksi.
2) Hidroksiprogesteron
Diperoleh secara sintetik, memiliki efek androgen tanpa efek estrogen.
Banyak digunakan dalam pil suntik anti
hamil.
3) Etisteron
Terutama
digunakan pada gangguan hati.
4) Noretisteron
Memiliki efek
androgen dan efek estrogen lemah. Banyak digunakan pada pil antihamil, juga
untuk menunda haid.
5) Levonorgestrel
Efek
progesteronnya kuat dan kerjanya panjang, berdaya nadrogen lemah, bersifat anti estrogen. Banyak digunakan dalam pil kombinasi anti hamil.
6) Linesterol
Tidak berdaya
gestagen, tetapi bersifat anti gonadotropik yang baik, tidak berdaya androgen. Banyak digunakan dalam pil anti hamil.
7) Dilestrenol
Daya
gestagennya kuat, maka terutama digunakan untuk mencegah keguguran.
OBAT
KONTRASEPSI
Dengan bertambahnya jumlah penduduk
dunia dan terbatasnya pangan, banyak negara menyadari pentingnya
pembatasan kelahiran, terutama negara berkembang seperti Indonesia yang
tengah berupaya mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan,
maka pembatasan kelahiran suatu keharusan. Cara yang dilaksanakan untuk
hal ini adalah program keluarga berencana
(KB).
KB memiliki tujuan antara lain :
·
mencegah
mortalitas ibu dan anak dengan menghindari kehamilan resiko tinggi
·
mengurangi
angka kesakitan
·
menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan
·
mengatur jarak
kehamilan
·
menentukan
jumlah anak dalam keluarga. Salah satu cara
pembatasan kelahiran adalah dengan pencegahan kehamilan menggunakan obat – obat kontrasepsi. Obat kontrasepsi ini dapat berupa :
§ Yang digunakan per oral : misalnya pil KB
§ Suntikan
§ Alat dalam saluran reproduksi, seperti kondom, pessarium (kondom wanita), IUD
§ Obat topikal intravaginal yang bersifat spermicida, misalnya tablet busa, tissue KB
§ Pil Implan (susuk KB)
§ Operasi (tubektomi dan vasektomi)
1.
Mekanisme kerja
Semua pil anti
hamil hanya dimaksudkan untuk merintangi pelepasan sel telur (ovulasi)
sehingga dapat mencegah kehamilan.
Cara kerja obat anti hamil itu
adalah :
a) Perintang ovulasi, yaitu estrogen dan progesteron dalam dosis yang sesuai,
mampu menekan sekresi gonadotropin dari hipofisa sehingga
proses pematangan sel telur terhambat.
b) Pengentalan lendir cervix, lazimnya cervix tertutup lendir yang selama masa
subur menjadi encer, sehingga memudahkan masuknya sel sperma ke dalam
uterus.Karena pengaruh progesteron,
lendir tersebut menjadi kental sehingga sel sperma tidak mampu menembusnya. Pil mini dan pil suntik yang mengandung progesteron tanpa estrogen bekerja menurut prinsip ini.
c) Khasiat
terhadap endometrium, karena pengaruh kedua hormon, endometrium hanya berkembang
dan sedikit berproliferasi, tidak mengalami fase sekresi dan justru
menyusut, sehingga penyarangan sel telur tidak terjadi.
2. Jenis pil dan penggunaannya
Dewasa ini dikenal beberapa macam
pil anti hamil, yaitu :
1)
Pil kombinasi
Berisi estrogen dan progesteron. Mulai ditelan pada haid hari pertama atau
ke lima, selama 20 – 21
hari, dilanjutkan dengan 7 pil kosong (plasebo) atau istirahat selama 7 hari. Pada waktu istirahat inilah umumnya terjadi
perdarahan yang mirip haid biasa.
Keamanannya hampir sempurna (99,9% berhasil) bila tidak lupa menelannya setiap hari.
2)
Pil bertahap
Tidak semua pil untuk semua periode pemakaian mengandung komponen dan kadar yang sama. Pentahapan ini dimaksudkan untuk meniru variasi hormon alamiah selama siklus setiap bulannya. Yang termasuk jenis pil ini adalah pil bifasis, terdiri dari 7 tablet yang
hanya mengandung estrogen dan 15 tablet lainnya merupakan
pil kombinasi, dengan estrogen dan
progesteron.
3)
Pil mini
Mengandung dosis kecil progesteron saja, yaitu linestrenol dan
noretisteron. Mulai ditelan pada
hari haid pertama secara terus menerus tanpa istirahat.
4)
Pil
suntik
Sebetulnya
bukan pil, tapi injeksi yang hanya mengandung progestagen dengan kerja panjang,
yaitu medroksiprogesteron. Diberikan tiga bulan sekali, per injeksi intra muscular.
5)
Morning after
pil
Mengandung
estrogen dalam dosis tinggi, yaitu etinilestradiol 3 – 5 mg.
Jenis pil ini khusus
digunakan sesudah persetubuhan “tanpa perlindungan”. Mulai ditelan selambat –
lambatnya 24 jam kemudian, selama lima
hari berturut – turut, biasanya pada pagi hari. Pil kombinasi dapat pula digunakan untuk maksud yang sama dengan toleransi
yang baik. Pil tersebut
mengandung etinilestradiol 100 mcg dan levonorgestrel 500 mcg, harus ditelan 2 kali dengan interval 12 jam.
3.
Faktor – faktor yang mempengaruhi keamanan pil
a)
Terlupa menelan
Bila terlupa
satu pil, maka dalam waktu tidak lebih dari 12 jam pil itu harus ditelan. Bila lebih dari 12 jam atau terlupa lebih dari 2 pil, maka keamana pil
tidak dapat dipercaya lagi.
b)
Gangguan
saluran pencernaan seperti diare,
muntah, menyebabkan penyerapannya tidak sempurna.
c)
Pengaruh obat
lain
Beberapa obat
dapat mengurangi efektifitas pil dengan jalan induksi enzim, sehingga hormon
dari pil dipercepat penguraiannya. Obat-obat
tersebut adalah Fenobarbital,
Fenitoin, Glutetimida dan Rifampisin.
4. Penggunaan lain
Selain untuk
mencegah kehamilan, pil KB juga digunakan untuk :
a)
Menunda
haid
Karena suatu
keperluan, penundaan tersebut jangan lebih lama dari 8 hari karena resiko
perdarahan-antara bertambah besar. Caranya, setelah pil terakhir dari suatu kur habis,
jangan istirahat, tetapi lanjutkan dengan kur
baru. Bila misalnya dikehendaki penundaan 6 hari, setelah itu baru istirahat.
b)
Terapi
substitusi pada klimakterium dan mencegah gangguan siklus.
5. Efek Samping
Pil anti hamil dapat menimbulkan efek
samping yang bersifat ringan maupun yang berbahaya.
Efek samping ringan yang sering terjadi biasanya berkurang atau lenyap sendiri setelah beberapa bulan pemakaian adalah :
·
Mula, nyeri
kepala, umumnya karena estrogen.
·
Rasa lelah, gelisah dan mudah tersinggung, libido berkurang, umumnya karena komponen progesteron.
·
Perdarahan
tidak teratur yang berupa spotting atau haid anatra, kebanyakan karena kekurangan estrogen.
·
Depresi
·
Infeksi candida
dan mungkin trichomonas, yang menyebabkan keputihan. Efek samping yang lebih serius, merupakan resiko penggunaan pil anti hamil
adalah :
§ Infark jantung
§ Hipertensi, akibat retensi garam dan air
§ Trombosis
§ Mempertinggi LDL – kolesterol,
sehingga memperbesar resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
6.
Kontra indikasi
Pil anti hamil tidak boleh diberikan
pada penderita atau bila terdapat riwayat trombosis, kanker
payudara, hepatitis dan hiperlipidemia. Penggunaannya harus hati – hati terhadap penderita penyakit jantung dan pembuluh, hipertensi, udema,
gangguan endokrin (diabetes,
hipertiroid) dan migrain.
KORTIKOSTEROIDA
Adalah suatu hormon yang dibuat oleh
bagian korteks (luar) dari kelenjar adrenal. Hormone ini mempunyai efek utama
yang disebut efek glukokortikoid dan efek mineralokortikoid. Efek
glikokortikoid antara lain :
1.
Meningkatkan
glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa dari protein, sehingga beresiko
meningkatkan kadar gula darah.
2.
Efek
katabolik, yaitu mengurai protein sehingga mengurangi pembentukan protein,
termasuk protein yang diperlukan untuk pembentukan tulang. Akibatnya terjadi
osteoporosis atau keropos tulang, karena matriks protein tulang menyusut. Efek
ini juga menyebabkan gangguan pertumbuhan jika digunakan pada anak-anak dalam
jangka waktu lama.
3.
Mempengaruhi
metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga menyebabkan pertambahan
lemak dibagian-bagian tertentu tubuh, yaitu wajah (jadi membulat), bahu dan
perut.
4.
Mengurangi
menghambat proses radang.
5.
Menurunkan
fungsi jaringan limfa sehingga menyebabkan berkurangnya dan mengecilnya sel
limfosit. Efek ini menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh atau imunosupresan.
Sedangkan efek mineralokortikoid utamanya adalah mengatur keseimbangan
garam mineral dan air dalam tubuh.
Obat-obat kortikosteroid adalah senyawa-senyawa hasil
sintesis yang struktur kimianya menyerupai hormon steroid alami. Dengan
modifikasi pada struktur kimianya, potensi dapat ditingkatkan sampai beberapa
kali lipat dari senyawa alaminya. Yang termasuk obat kortikosteroid antara lain
:
1.
Hidrokortison
2.
Deksametason
3.
Betametason
4.
Beklometason
5.
Dll.
Mekanisme aksinya mirip satu sama
lain, tetapi mereka berbeda dalam potensi dan lama aksinya.
Penggunaan
Kortekosteroida :
1.
Obat
golongan kortikosteroida utamanya digunakan untuk mengatasi radang, apapun
penyebab radangnya dan dimanapun lokasinya. Beberapa penyakit peradangan yang
kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang rematik, radang usus,
radang ginjal, radang mata, dll.
2.
Selain
itu obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh,
seperti berbagai jenis alergi, dan lupus. Dengan sifatnya yang menurunkan
sistem kekebalan, kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru
menjalani transplantasi organ untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap
organ yang dicangkokkan. Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien kanker,
yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi, juga pada terapi kanker
itu sendiri sebagai terapi pendukung kemoterapi.
3.
Kortekosteroid
juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan premature, yaitu
untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir premature
paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik.
Efek
Samping Kortikosteroida :
1.
Meningkatkan
resiko diabetes
2.
Osteoporosis
3.
Menghambat
pertumbuhan anak-anak
4.
Menyebabkan
gemuk pada bagian tubuh tertentu (wajah, bahu, perut)
5.
Menurunkan
daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi
6.
Meningkatkan
resiko hipertensi karena menahan garam didalam tubuh
7.
Menyebabkan
gangguan lambung (perdarahan lambung).
ANTIDIABETES
Diabetes mellitus adalah suatu
gangguan kronis yang bercirikan hiperglikemia (glukosa darah meningkat) dan
khususnya menyangkut metabolism hidrat arang (glukosa) dalam tubuh.
Obat antidiabetes sendiri ialah obat
yang digunakan untuk mengatur diabetes mellitus, suatu penyakit dimana terdapat
kerusakan sebagian atau keseluruhan dari sel beta pancreas untuk menghasilkan
insulin yang cukup, salah satu hormon yang diperlukan untuk mengatur kadar
glukosa. Dalam beberapa kasus, terdapat beberapa bukti bahwa penyakit ini
disebabkan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas insulin.
Dengan kekurangan insulin, jaringan
tubuh tidak mampu menangkap dan mencerna glukosa yang terdapat dalam sirkulasi
darah. Oleh karena itu, glukosa yang sebagian besar diperoleh dari makanan yang
dikonsumsi, dan secara normal dieliminasi dan disimpan di jaringan, kadarnya
meningkat dalam darah dan ginjal tidak mampu memprosesnya.
Obat-obat
tersendiri :
1.
Glipizid
dan glicazid
2.
Glibenclamid
3.
Repaglinid
4.
Biguanid
5.
Acarbose
6.
Glitazon
(thiazolidindon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar