Jumat, 10 April 2015

Farmakologi - Bioregulator

BIOREGULATOR

Bioregulator adalah katalisator yang bekerja terhadap proses – proses dari suatu sistem kehidupan, dapat juga disebut biokatalisator. Bioregulator yang terpenting adalah:


A.     Enzim
B.     Vitamin
C.     Mineral
D.     Hormon
E.      Obat Kontrasepsi


ENZIM
Enzim atau fermen adalah senyawa-senyawa organic, lazimnya protein yang dapat mengakibatkan atau mempercepat rekasi biokimia berdasarkan proses katalisa. Enzim ini hanya bekerja sebagai katalisator organic terhadap reaksi-reaksi dari substratspesifik. Kegiatan enzim tergantung kepada suhu, derajat keasaman (pH) dan konsentrasi ion-ion. Nama dari enzim diebentuk dari nama substrat atau nama reaksi yang dipercepatnya, dengan menambahkan akhiran ase.
Ø  Urease                    : Enzim pengurai ureum
Ø  Ureum Protease       : Enzim pengurai protein
Ø  Protein Lipase         : enzim pengurai lemak
Ø  Lipida reduktase      : Enzim yang mempercepat reduksi
Ø  Hidrolase                 : Enzim yang mempercepat hidrolisis
1.      Penghasil Enzim
·        Mikroorganisme (bakteri atau jamur), misalnya lipase, amilase, streptokinase, penisilinase, dll.
·        Tumbuh-tumbuhan, dimana zat-zat ini dipisahkan dan kadang-kadang dalam bentuk kristal, misalnya papase (dari Carica papaya) dan bromelin (dari Annanas sativum).
Berdasarkan senyawa atau gugusan yang terkandung dalam enzim, maka enzim dapatdibedakan atas :
·        Gugus protein, disebut juga apoenzim.
·        Gugus non protein, disebut juga gugusan prostetik atau koenzim.
·        Kelompok ini berperan dalam metabolisme sel-sel tubuh. Contohnya vitmin B-1, nikotinamida, dll.
2.      Fungsi Enzim
·        Proses pencernaan dengan menguraikan lemak, protein dan karbohidrat.
·        Reaksi-reaksi yang bertalian dengan proses pernafasan.
·        Efek-efek dari vitamin berkenaan dengan kerja enzim-enzim, misalnya defisiensi suatu vitamin, sebenarnya kekurangan enzim.
·        Keimbangan hormon-hormon supaya terpelihara dengan sintesa-sintesa hormon atau penguraian hormon yang berlebihan oleh antagonisnya, misalnya kelebihan hormon insulin diurai oleh insulinase, akumulasi hormon-hormon noadrenalin atau asetilkolin pada organ-organ ujung diurai oleh MAO dan kolinesterase.
·        Melindungi jaringan tubuh terhadap efek-efek enzim yang dihasilkan. Misalnya zat perintang tripsin yang dapat meniadakan kelebihan tripsin.
3.      Kegunaan Enzim
·        Sebagai penolong dalam pencernaan.
·        Membersihkan dan menyembuhkan luka-luka, dengan cara mencernakan secara selektif jaringan-jaringan yang mati tanpa merusak jaringan sehat, termasuk juga melindungi saluran darah yang mengelilingi luka tersebut.
·        Menghilangkan radang atau bengkak yang berguna pada pengobatan luka-luka berdasarkan khasiat anti radang (anti inflamatory enzim) misalnya papase, protase, amilase, seropeptidase, streptokinase, dll.
·        Sebagai anti koagulansia, untuk menguraikan molekul-molekul fibrin yang menyebabkan pembekuan darah dan gumpalan-gupalan darah pada pengobatan trombosis, tromboflebitis. Misalnya streptokinase sebagai pembantu dalam diagnosa (diasnotic enzym) :
                                                    i.            glukosa oksidase, untuk menentukan kadar glukosa dalam urine pada diabetes.
                                                  ii.            uricase, untuk menentukan kadar asam urat dalam darah, antara lain pada gangguan ginjal, encok, dll.
·        Analisa kadar enzim laktat dehidrogenase dalam serum darah, menunjukkan adanya jaringan yang mati disuatu tempat pada tubuh karena kekurangan darah, antara lain karena adanya penyakit kanker atau trombosis koroner.
4.      Efek Samping 
Efek sampingnya sedikit sekali, antara lain alergi terhadap streptokinase atas dasar enzim adalah protein yang merupakan antigen dan merangsang pembentukan antibodi. Tapi hal ini jarang sekali terjadi.
5.      Obat tersendiri :
a.       Enzim – enzim pankreas dan pepsin.
b.      Bromelin atau Ananase.
Protease dari Ananas sativum, yang berkhasiat juga sebagai anti radang.
c.       Papase atau Prolase.
Enzim proteolitik yang didapatkan dari Carica papaya, yang juga berkhasiat sebagai penghilang bengkak – bengkak.
d.      Streptokinase dan Streptodornase.
Diperoleh dari bakteri Streptococcus haemolyticus. Terutama streptokinase bersifat fibrinolitik yang menguraikan fibrin, mengencerkan serta melarutkan nanah yang kental dan darah yang beku. Penggunaan pada pengobatan trombosis koroner (infark jantung) dan menyembuhkan infeksi bernanah. Enzim ini mempertinggi efek penggunaan antibiotika.
e.       Fibrinolisin
Diperoleh sebagai hasil penguraian enzim lain yaitu streptokinase terhadap profibrinolisis atau plasminogen yang inaktif. Diperoleh dari plasma manusia. Efek sampingnya berupa reaksi alergi.



VITAMIN
Vitamin merupakan suatu senyawa organik yang dalam jumlah sangat kecil dibutuhkan oleh tubuh untuk memelihara fungsi dan metabolisme normal.Vitamin diperoleh tubuh dari makanan sehari – hari. Tapi ada juga yang diperoleh dari hasil sintesa flora usus, misalnya vitamin K dan asam pantotenat (vitamin B-5). Bahkan vitamin A dan D dapat dibentuk oleh tubuh sendiri. Umumnya vitamin merupakan co-enzym dari suatu yang berperan pada proses metabolisme dalam tubuh. Pada keadaan tertentu tubuh dapat mengalami defisiensi vitamin. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain :
·          Makanan yang dikonsumsi sehari – hari kurang kandungan vitaminnya.
·          Adanya gangguan pencernaaan, sehingga penyerapan vitamin terganggu.
·          Kebutuhan akan vitamin meningkat, misalnya pada masa kehaminal, masa pertumbuhan dan masa penyembuhan dari sakit.
1.      Penggolongan Vitamin
Berdasarkan sifat kelarutannya, vitamin dibagi atas 2 golongan yaitu :
a)      Vitamin yang larut dalam air, meliputi :


·      Vitamin B-kompleks
·      Thiamin (Vitamin B-1)
·      Riboflavin (Vitamin B-2)
·      Biotin
·      Rutin
·      Asam Folat (Vitamin B-11)
·      Asam Pantotenat (Vitamin B-5)
·      Cyanocobalamin (Vitamin B-12)
·      Asam para amino benzoat
·      Asam Ascorbat (Vitamin C)
·      Nikotinamida (Vitamin B-3)
·      Piridoksin (Vitamin B-6)


Semua vitamin tersebut mudah diserap di dinding usus dan mudah pula dikeluarkan bersama urine, kecuali vitamin B-12 yang penyerapannya membutuhkan adanya faktor intrinsik. Dengan sifat yang demikian, kemungkinan timbulnya toksisitas akibat kumulasi vitamin dalam tubuh jarang terjadi. Vitamin kelompok ini sedikit sekali disimpan di dalam tubuh.
a.              Vitamin B Kompleks
Kelompok vitamin ini bersumber sama, sehingga disebut B kompleks. Defisiensi salah satu anggota kelompok vitamin ini, biasanya juga disertai defisiensi seluruh kompleks vitamin ini.
b.             Thiamin ( Vitamin B-1 )
Terdapat dalam kulit beras, hati, ginjal, ragi, sayuran dan kacang-kacangan. Vitamin ini penting pada metabolisme karbohidrat. Defisiensinya menyebabkan gejala anoreksia, obstipasi, kejang otot, kesemutan (paresthesia), beri – beri dengan polineuritis dan gangguan jantung. Dalam dosis tinggi bersama dengan vitamin B-6 dan B-12 digunakan sebagai vitamin neurotropik.
c.              Riboflavin ( Vitamin B-2 )
Terdapat antara lain dalam usus, telur, hati, kulit beras, ragi dan sayuran. Defisiensinya menyebabkan sakit tenggorokan dan radang pada sudut mulut, radang lidah, kelainan mata (conjungtivitis dan fotophobia) dan gejala avitaminosis B lainnya.
d.             Piridoksin ( Vitamin B-6 )
Banyak terkandung dalam daging, hati, ginjal, padi – padian, kacang dan sayuran. Ada 3 bentuk vitamin ini, yaitu piridoksin, piridoksal dan piridoksamin. Defisiensi B-6 menyebabkan gangguan kulit (radang), gangguan alat pencernaan, radang selaput lendir mulut dan lidah, radang saraf dan gangguan pembentukan sel – sel darah merah. Defisiensi ini dapat juga terjadi karena pemakaian INH untuk  jangka waktu yang lama. Vitamin B-6 juga digunakan untuk melawan mual, muntah dan depresi karena pil anti hamil. Demikian juga pada muntah kehamilan.
e.              Nikotinamida ( Niasinamida, PP Factor atau Vitamin B-3 )
Terdapat dalam sayuran, ikan, daging, padi dan gandum. Vitamin ini terdapat sebagai asam nikotinat. Di dalam hati asam ini diubah menjadi nikotinamida, yang merupakan co-enzym pada proses oksidasi reduksi. Defisiensi vitamin inimenimbulkan penyakit pellagra dengan gejala kulit menjadi hitam (dermatitis), gangguan lambung usus (diare) dan gangguan saraf (dementia).
f.               Asam Pantotenat ( Vitamin B-5 )
Tedapat dalam semua jaringan tubuh dan semua macam makanan. Juga dapat diproduksi oleh flora usus. Bentuk aktifnya adalah isomer dexter, yaitu d- pantotenat. Merupakan co-enzym A yang penting dalam metabolisme. Defisiensinya pada manusia belum dikenal.
g.              Asam Folat ( Vitamin B-11 )
Terdapat dalam sayuran, hati, ragi, daging, ikan dan kacang – kacangan, hanya sedikit terdapat dalam buah – buahan. Dalam hati diubah menjadi tetrahidrofolat, suatu co-enzym pada sintesa asam inti dan pembelahan sel. Penting pada pembentukan eritrosit. Defisiensinya menyebabkan anemia megaloblaster.
h.              Cyanocobalamin ( Vitamin B-12 )
Terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan, yaitu daging, hati, telur dansusu, dalam bentuk suatu kompleks protein. Dalam lambung, vitamin B-12 akan terlepas dari kompleks tersebut, lalu berikatan dengan faktor intrinsik yang dikeluarkan oleh mukosa lambung, sehingga dapat diserap oleh usus halus. Dalam tubuh, vitamin ini ditimbun dalam hati. Vitamin ini merupakan vaktor penting dapa pembentukan eritrosit, dan defisiensinya menyebabkan anemia megaloblaster.
i.                Asam Ascorbat
Banyak terdapat dalam sayur dan buah. Berperan penting dalam pembentukan zat pengikat dalam tulang dan tulang rawan, sekitar kapiler dan antar sel (kolagen) yang penting bagi saling terikatnya jaringan. Bila sintesa kolagen terganggu, dinding pembuluh darah mudah rusak, sehingga mudah terjadi pendarahan. Defisiensi vitamin C menyebabkan sariawan (skorbut), gigi mudah lepas, luka yang sukar sembuh dan mudah terjadinya pendarahan. Selain itu penggunaannya juga untuk mempertinggi daya tahan tubuh terhadap infeksi kuman, anti lipemika dan mempercepat sembuhnya luka.
b)      Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu :
·      Vitamin A
·      Vitamin D
·      Vitamin E
·      Vitamin K
Vitamin ini diserap bersama – sama lemak, sehingga adanya gangguan pencernaan lemak dapat mengurangi penyerapannya. Ekskresinya lambat, sehingga dapat menimbulkan kumulasi dalam tubuh sehingga menyebabkan gejala keracunan.
a)      Vitamin A (Retinol, Axerophthol)
Dalam sayuran terdapat sebagai provitamin A, yaitu karoten dan karotenoid; yang dalam usus diubah menjadi vitamin A. Vitamin A sendiri terdapat di dalam usus, kuning telur, hati dan minyak ikan.
Vitamin A berfungsi untuk :
·           Menjaga keutuhan jaringan epitel dan mukosa di seluruh tubuh, sehingga jaringan tersebut tidak mudah rusak dan tidak terjadi hiperkeratosis di kulit, conjungtiva kornea dan sebagainya.
·           Merangsang sintesa RNA, glukoprotein dan kortikosteroida.
·           Pembentukan rhodopsin, suatu pigmen fotosensitif yang dibutuhkan retina mata untuk dapat melihat pada keadaan gelap. Defisiensi vitamin A menimbulkan rabun senja (hemerolophia), xrerophthalmia (kornea mata mengering dan mengeras), atrifia mukosa dan menghambat pertumbuhan anak.
b)      Vitamin D ( Ergokalsiferol, Kalsiferol)
Terdapat sebagai provitamin D (ergosterol) di dalam sayuran dan ragi. Juga terdapat didalam tubuh, yakni dibawah kulit, oleh pengaruh sinar UV matahari akan diubah menjadi kalsiferol atau vitamin D-2. Provitamin D juga terdapat di dalam tubuh sebagai 7-dehidrokolesterol, yang oleh pengaruh sinar UV diubah menjadi kolekalsiferol (vitamin D-3). Fungsi vitamin D adalah mengatur metabolisme Ca dan F, bersam- sama hormon tiroid dan hormon paratiroid. Defisiensinya menimbulkan penyakit rachitis (tulang mudah bengkok).
c)      Vitamin E (Alfa Tokoferol)
Merupakan senyawa tokoferol. Dikenal 4 macam tokoferol, yaitu alfa, beta, gamma dan delta. Yang aktif adalah senyawa alfa tokoferol. Vitamin E banyak dijumpai dalam minyak nabati (minyak jagung, kedelai dan bunga matahari), padi –  padian, ragi, hati, kuning telur dan sayuran. Tidak dikenal gejala defisiensi yang khas pada orang dewasa. Dalam pengobatan digunakan pada gangguan jantung (angina dan lain – lain), artrosis, neuralgia, hiperkoleterolemia dan penyakit kulit. Juga digunakan sebagai anti keguguran dan obat kemandulan.
d)      Vitamin K 
·           Vitamin K-1, disebut fitomenadion, terdapat dalam sayuran hijau dan minyak nabati.
·           Vitamin K-2, dihasilkan oleh flora usus. Untuk penyerapannya dari usus memerlukan asam empedu.
·           Vitamin K-3 (menadion) dan vitamin K-4 (menadiol), merupakan zat sintetik. Dalam hati, vitamin K merangsang pembentukan protrombin. Defisiensi vitamin ini menyebabkan hipoprotrombinemia, yang berakibat darah sukar membeku.

MINERAL DAN ELEMEN SPURA
Mineral adalah zat anorganik yang dalam jumlah kecil bersifat essensial bagi banyak proses metabolisme dalam tubuh. Yang paling banyak dibtuhkan adalah kalium, natrium, kalsium, magnesium, fosfor dan klorida. Elemen spura adalah mineral yang dibutuhkan kurang dari 20 mg sehari, yakni besi, seng, tembaga, mangan, molibden, fluor, krom, iod, selen dan kobalt. Fungsinya masing – masing sangat berbeda :
·        Ca dan P untuk sebagian besar bertanggung jawab bagi kekuatan kerangka.
·        K, Mg dan P terutama untuk membentuk sistem pendapar intraselluler .
·        Na dan Cl berperan penting diruang ekstraselluler sebagai pengatur tekanan osmotik dan tekanan darah normal.
·        Banyak elemen spura merupakan ko-faktor dari metallo-enzym, misalnya Fe, Zn, Mn, Mg dan Cu ; yang mengkalatisa banyak proses metabolisme.
·        F dan Sr merupakan zat essensial bagi tulang gigi dan emailnya.
·        Iod merupakan bahan baku bagi sintesis hormon tiroid. Penggunaan mineral – mineral, khususnya untuk prevensi dan pengobatan keadaan defisiensi, terutama garam K dan Ca ; begitu pula Na, Cl dan Fospat yang digunakan sebagai infus dalam keadaan darurat. Dari elemen – elemen spura, hanya Fe, Zn, I, F dan Sr yang digunakan sebagai obat. Zat – zat lainnya hanya digunakan sebagai tambahan pada preparat multivitamin atau sebagai food suplemen.
Obat – obat tersendiri ;
1)      Kalium klorida
Merupakan kation yang terpenting dalam cairan intra sel dan merupakan zat essensial untuk mengatur keseimbangan asam – asam serta isotoni dari sel. Selain itu juga mengaktivasi banyak reaksi enzim dan proses fisiologis, seperti penerusan impuls di saraf dan otot, kontraksi otot dan metabolisme karbohidrat.
2)      Natrium klorida
Merupakan kation terpenting bagi cairan ekstra sel dan berperan penting padaregulasi tekanan osmotok sel. Juga berperan pada pembentukan perbedaan –  perbedaan potensial listrik dalam kontraksi otot dan penerusan impluls saraf. Defisiensinya bisa terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dan banyak  berkeringat serta banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra.
3)      Kalsium
Fungsi utamanya adalah bahan pembangun tulang, berperan penting pada regulasi daya rangsang dan kontraksi otot – otot serta penerusan impuls saraf. Selain itu Camengatur permeabilitas membran sel bagi K dan Na, aktivasi banyak reaksi enzim seperti pembekuan darah. Defisiensi Ca menimbulkan kelembekan tulang (osteomalacia) dan mudah terangsangnya otot dan saraf, dengan akibat serangan – serangan tetania. Contoh garam kalsium : kalsium glukonat, kalsium laktat dankalsium sitrat.
4)      Seng sulfat
Kadar seng dalam tubuh agak tinggi dibandingkan dengan elemen spura lainnya, yang sebagian besar terdapat dalam tulang dan prostat. Fungsinya ialah sebagai kofaktor dalam minimal 100 enzim yang terlibat dalam segala proses metabolisme,yaitu :
·           karboanhidrase, berperan pada gejala buta malam (ko-faktor darialkoholdehidrogenase, yang merubah retinol menjadi retinal).
·           memperbaiki fungsi sel – sel otak bagi lemah ingatan (sering lupa) padaorang tua.
·           stimulasi penyembuhan borok bila terjadi kekurangan.
·           secara lokal berkhasiat sebagai adstringens (penciutan selaput lendir),anti keringat dan antiseptik lemah.
·           Penggunaannya paling banyak alam dermatologi, khususnya ZnO dalam bedak tabur dan salep, sebagai adstringens dan antiseptik lemah. Selain itu juga pada preparat tetes mata.
5)      Fluorida Fluor
terutama ditimbun sebagai apatit di dentin dan email, juga dalam tiroid dan ginjal. Ekskresinya melalui saluran kemih dan keringat pada transpirasi berlebihan. Penggunaannya paling banyak untuk prevensi gigi berlubang (carries), yang berdasarkan atas reaksinya dengan apatit. Fluoro-apatit yang terbentukbersifatlebih padat dan tahan asam, juga menutupi pori – pori kecil hingga email lebih sukar larut dalam asam, yang terbentuk setiap kali makan gula dan karbohidrat. Fluor juga digunakan pada osteoporosis (kurangnya Ca dari tulang).
6)      Stronsium klorida
Elemen ini berguna melindungi gigi terhadap pengaruh thermis (panas dan dingin)dan kimiawi (asam dan gula) yang disertai nyeri. Selain itu juga mengurangi sensitivitas gigi terhadap rangsangan tersebut dengan jalan membentuk lapisan pelindung keras di luar dentin yang sudah kehilangan emailnya karena erosi atau pengendapan kalsium. Dengan demikian rangsangan tersebut tidak bisa mencapai sum – sum gigi lagi yang berisi saraf – saraf dan dapat mengakibatkan nyeri.
7)      Magnesium
Terdapat dalam tulang dan cairan intra sel, juga sebagai ko-faktor enzim-enzim yang menghasilkan energi. Berperan penting pada kontraksi otot.
8)      Krom
Digunakan untuk kerja insulin yang optimal dalam bentuk aktifnya sebagai senyawa organik GTF (Glucose Tolerance Factor), yang 20 kali lebih aktif dari pada garam – garam krom anorganik.
9)      Tembaga
Merupakan kofaktor bagi cytochromoxidase dan beta hidroksilase yang mengubah dopamin menjadi noradrenalin, juga penting bagi sintesis hemoglobin kekurangannya dapat menyebabkan kelambanan psikomotor, serangan epilepsiserta kelainan pada rambut.
 
HORMON
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, langsung masuk ke dalam aliran darah dan berpengaruh sangat spesifik terhadap organ tertentu untuk dapat berfungsi secara normal. Kelenjar endokrin yang penting adalah kelenjar hipofisa dan hipotalamus, kelenjar kelamin (ovarium dan testes), kelenjar anak ginjal, pankreas, tiroid dan paratiroid.
Dalam pengobatan, hormon digunakan untuk :
a)      Terapi substitusi pada defisiensi hormon, misalnya pemberian insulin pada penderita diabetes mellitus.
b)      Yang banyak digunakan adalah pada pengobatan berdasarkan efek farmakologinya yang tidak berhubungan dengan efek fisiologisnya. Misalnya kortikosteroida banyak digunakan karena efek anti radangnya.
c)      Secara khusus untuk mempengaruhi fungsi organ ke arah yang dikehendaki, misalnya estrogen dan progesteron digunakan untuk mencegah kehamilan.
d)      Diagnosa penyakit atau kelainan, misalnya tirotropin untuk test terhadap kelenjar tiroid.
Untuk keperluan pengobatan, zat hormon dapat diperoleh dari :
·        Sumber alam, berasal dari binatang ternak menyusui misalnya sapi. Persediaannya amat terbatas.
·        Senyawa sintetik, saat ini umumnya digunakan hormon sintetik atau semi sintetik.
1.        Hormon Hipofisa
       adalah suatu umbai pada pangkal otak. Kelenjar ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a)      Adenohipofisa, adalah umbai depan, yang merupakan bagian terbesar. Hormon yang dihasilkannya adalah :
·           Somatotropin : Merangsang pertumbuhan tubuh pada umumnya 
·           Gonadotropin : Merangsang kelenjar kelamin mensekresikan hormonnya
·           Kortikotropin : Merangsang kelenjar anak ginjal bagian korteks untuk mensekresikan kortikosteroida.
·           Tirotropin : Merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormone tiroide.
·           Prolaktin : Menstimulir sekresi air susu.
b)      Neurohipofisa adalah umbai belakang, terutama terdiri dari jaringan saraf. Hormon yangdihasilkannya adalah :
·      Oksitosin : Menyebabkan kontraksi uterus dan menstimulir mulainyalaktasi.
·      Vasopresin : Mencegah ekskresi air terlalu banyak 
Zat – zat tersendiri :
a)        Somatotropin
Digunakan untuk terapi substitusi. Tetapi karena hormon ini tidak dapat diganti dengan hormon binatang, maka sediaan farmasinya sangat jarang.
b)        Gonadotropin
Dalam pengobatan digunakan untuk mengatasi gangguan haid dan kemandulan baik  pria maupun wanita. Sediaan gonadotropin diperoleh dari air kemih wanita hamil atau air kemih wanita setelah menopause, yaitu Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan Human Menopausal Gonadotropin (HMG). Diberikan per injeksi.
c)        Oksitosin
Hormon ini telah dapat disintesa. Dalam kebidanan digunakan untuk merangsang kontraksi uterus (rahim) guna membantu persalinan. Setelah persalinan, dapat jugadigunakan untuk mencegah banyaknya perdarahan.
d)        Vasopresin
Diperoleh dari sapi atau babi. Digunakan pada pengobatan diabetes inspidus dengan gejala poliuria, akibat kekurangan hormon anti diuretik dan insufisiensi hipofisa.
2.       Hormon Kelamin
Hormon kelamin dihasilkan oleh kelenjar kelamin (ovarium dan testes) dibawah pengaruh gonadotropin, berfungsi menentukan ciri – ciri kelamin primer dan sekunder.Androgen adalah hormon pria, sedangkan estrogen dan progesteron adalah hormon wanita. Semua hormon kelamin memiliki sifat – sifat yang sama, misalnya :
·        Retensi air dan garam.
·        Berdaya anabolika, androgen lebih kuat dari pada estrogen.
·        Mengakibatkan penutupan epifisis (ujung tulang pipa) sesudah pertumbuhan di masa pubertas.
a)      Zat-zat androgen
Yang terpenting adalah testoteron, selain bertanggung jawab terhadap ciri kelamin primer dan sekunder. Hormon ini berperan penting pada spermatogenesis dalam testes (efek virilisasi, virile = jantan). Digunakan dalam terapi substitusi, misalnya pada keadaan klimakterium virile sesudah usia 50 tahun. Juga untuk merangsang pertumbuhan anak laki-laki di atas usia 16 tahun yang terlambat pertumbuhannya akibat hipofungsi hipofisanya.
b)      Testoteron
Dibuat secara semisintetik. Karena absorpsinya dari usus dan bioavailabilitasnya kurang baik, maka diberikan dalam bentuk injeksi sebagai esternya dalam pelarutminyak.
c)      Metil-testoteron
Dapat digunakan per-oral. Digunakan terutama pada gangguan potensi akibat defisiensi androgen, pada hipogonadisme dan pada sterilitas karena oligospermia.
d)      Mesterolon
Pada dosis terapi zat ini mempengaruhi hipofisa, sehingga sekresi testoteron danspermatogenesis tidak terhambat.
3.       Anabolika
Merupakan hormon sintetik yang terutama bekerja memacu sintesa protein tanpa memiliki sifat virilisasi. Anabolika yang banyak digunakan adalah turunan testoteron, yaitu Metenilon, Metandienon, Oksimetolon dan Stanozol. Juga turunan nadrolon yaitu Nandrolon dan Etilestrenol. Umumnya digunakan pada keadaan tubuh lemah, seperti pada keadaan sesudah operasi, baru sembuh dari sakit dan lain – lain. Juga selama terapi penyinaran dan terapi dengan kortikosteroida untuk mencegah osteoporosis. Dalam bidang olahraga obat ini sering disalah gunakan untuk memperkembangkan dan memperkuat otot para atlit (doping). Karena anabolika ini zat – zat androgen maka memiliki efek viirilisasi bila digunakan untuk waktu yang lama pada wanita, menekan spermatogenesis, menghambat pertumbuhan anak – anak di bawah usia 16 tahun karena stimulasi penutupan epifisis, dan menimbulkan gangguan haid pada wanita.
Zat-zat tersendiri :
·        Nandrolon
§  Indikasi : Kehilangan protein akibat cedera parah, latihan berlebihan, penyakit ketuaan, pada anak memacu pertumbuhan yang lambat.
§  Kontra indikasi : Kehamilan, karsinoma prostat.
§  Efek samping : Jerawat, hirsutisme, peningkatan libido pada wanita,hipertropi klitoris, dan rambut pubis melebat.
·        Etilestrenol
§  Indikasi : Selama menderita penyakit kronik terutama pasien lanjut usia.
§  Kontra indikasi : Kehamilan, karsinoma prostat, gangguan fungsi hati.
§  Efek samping : Mual, retensi cairan tubuh yang ringan, gangguan haid.

4.       Zat – zat estrogen
Estrogen bekerja terhadap mukosa uterus (endometrium) untuk mempersiapkan proses lebih lanjut dari sel telur yang telah dibuahi. Bersama-sama progesteron, estrogen berperan penting pada masaknya folikel, ovulasi, pembuahan, transpor seltelur yang telah dibuahi ke dinding uterus dan penyarangannya disitu. Zat- zat estrogen digunakan untuk terapi substitusi pada keluhan klimakterium, menekan laktasi, menekan ovulasi dan pengobatan osteoporosis sesudah menopause. Preparat kombinasi estrogen dan progesteron dugunakan untuk diagnosa kehamilandan pengobatan amenorea sekunder (haid terlambat).
Zat – zat tersendiri :
·        Estradiol
Merupakan estrogen alamiah terkuat, digunakan pada terapi substitusi pada klimakterium, menopause dan kanker prostat. Pemberian per-oral bioavailabilitasnya rendah, sehingga diberikan per injeksi sebagai esternya dalam pelarut lemak.
·        Etinilestradiol
Turunan semi sintetik yang berdaya larut amat kuat; dapat diberikan per oral. Merupakan komponen dari banyak pil anti hamil.
·        Mestranol
Hormon ini baru aktif setelah di dalam hati diubah menjadi etinilestradiol. Juga digunakan dalam pil anti hamil.
·        Dietilstilbestrol
Aktif per oral dengan kerja panjang, tetapi karena bersifat karsinogenik zat ini tidak lagi digunakan.
5.       Zat – zat progestagen
Progestagen adalah steroid sintetik yang berdaya progesteron. Progesteron adalah hormon yang dikeluarkan oleh badan kuning (corpus luteum) dibawah pengaruh hormon gonadotropin. Hormon ini mempengaruhi endometrium dari fase proliferasi karena pengaruh estrogen, ke fase sekresi agar telur yang telah dibuahi dapat bersarang dan berkembang lebih lanjut. Kemudian hormon ini juga berfungsi menjaga kehamilan dari keguguran. Dalam pengobatan, progestagen digunakan untuk :
·        Mencegah kehamilan pada pil KB
·        Mencegah keguguran akibat kurang sekresi progesteron
·        Terapi subtitusi pada keadaan klimakterium dan menopause
·        Pada gangguan haid
·        Pada endometriosis dan kemadulan yang diakibatkannya
Zat-zat tersendiri :
1)      Progesteron
Diperoleh dari ovarium binatang ternak atau hasil sintesa. Absorpsinya di susu cukup baik, tetapi karena bioavailabilitasnya tidak baik, maka diberikan secara injeksi.
2)      Hidroksiprogesteron
Diperoleh secara sintetik, memiliki efek androgen tanpa efek estrogen. Banyak digunakan dalam pil suntik anti hamil.
3)      Etisteron
Terutama digunakan pada gangguan hati.
4)      Noretisteron
Memiliki efek androgen dan efek estrogen lemah. Banyak digunakan pada pil antihamil, juga untuk menunda haid.
5)      Levonorgestrel
Efek progesteronnya kuat dan kerjanya panjang, berdaya nadrogen lemah, bersifat anti estrogen. Banyak digunakan dalam pil kombinasi anti hamil.
6)      Linesterol
Tidak berdaya gestagen, tetapi bersifat anti gonadotropik yang baik, tidak berdaya androgen. Banyak digunakan dalam pil anti hamil.
7)      Dilestrenol
Daya gestagennya kuat, maka terutama digunakan untuk mencegah keguguran.

OBAT KONTRASEPSI
Dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia dan terbatasnya pangan, banyak negara menyadari pentingnya pembatasan kelahiran, terutama negara berkembang seperti Indonesia yang tengah berupaya mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan, maka pembatasan kelahiran suatu keharusan. Cara yang dilaksanakan untuk hal ini adalah program keluarga berencana (KB).
KB memiliki tujuan antara lain :
·        mencegah mortalitas ibu dan anak dengan menghindari kehamilan resiko tinggi
·        mengurangi angka kesakitan
·        menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
·        mengatur jarak kehamilan
·        menentukan jumlah anak dalam keluarga. Salah satu cara pembatasan kelahiran adalah dengan pencegahan kehamilan menggunakan obat – obat kontrasepsi. Obat kontrasepsi ini dapat berupa :
§  Yang digunakan per oral : misalnya pil KB
§  Suntikan
§  Alat dalam saluran reproduksi, seperti kondom, pessarium (kondom wanita), IUD
§  Obat topikal intravaginal yang bersifat spermicida, misalnya tablet busa, tissue KB
§  Pil Implan (susuk KB)
§  Operasi (tubektomi dan vasektomi)
1.      Mekanisme kerja
Semua pil anti hamil hanya dimaksudkan untuk merintangi pelepasan sel telur (ovulasi) sehingga dapat mencegah kehamilan.
Cara kerja obat anti hamil itu adalah :
a)      Perintang ovulasi, yaitu estrogen dan progesteron dalam dosis yang sesuai, mampu menekan sekresi gonadotropin dari hipofisa sehingga proses pematangan sel telur terhambat.
b)      Pengentalan lendir cervix, lazimnya cervix tertutup lendir yang selama masa subur menjadi encer, sehingga memudahkan masuknya sel sperma ke dalam uterus.Karena pengaruh progesteron, lendir tersebut menjadi kental sehingga sel sperma tidak mampu menembusnya. Pil mini dan pil suntik yang mengandung progesteron tanpa estrogen bekerja menurut prinsip ini.
c)      Khasiat terhadap endometrium, karena pengaruh kedua hormon, endometrium hanya berkembang dan sedikit berproliferasi, tidak mengalami fase sekresi dan justru menyusut, sehingga penyarangan sel telur tidak terjadi.
2.      Jenis pil dan penggunaannya
Dewasa ini dikenal beberapa macam pil anti hamil, yaitu :
1)      Pil kombinasi
Berisi estrogen dan progesteron. Mulai ditelan pada haid hari pertama atau ke lima, selama 20 – 21 hari, dilanjutkan dengan 7 pil kosong (plasebo) atau istirahat selama 7 hari. Pada waktu istirahat inilah umumnya terjadi perdarahan yang mirip haid biasa. Keamanannya hampir sempurna (99,9% berhasil) bila tidak lupa menelannya setiap hari.
2)      Pil bertahap
Tidak semua pil untuk semua periode pemakaian mengandung komponen dan kadar yang sama. Pentahapan ini dimaksudkan untuk meniru variasi hormon alamiah selama siklus setiap bulannya. Yang termasuk jenis pil ini adalah pil bifasis, terdiri dari 7 tablet yang hanya mengandung estrogen dan 15 tablet lainnya merupakan pil kombinasi, dengan estrogen dan progesteron.
3)      Pil mini
Mengandung dosis kecil progesteron saja, yaitu linestrenol dan noretisteron. Mulai ditelan pada hari haid pertama secara terus menerus tanpa istirahat.
4)      Pil suntik 
Sebetulnya bukan pil, tapi injeksi yang hanya mengandung progestagen dengan kerja panjang, yaitu medroksiprogesteron. Diberikan tiga bulan sekali, per injeksi intra muscular.
5)      Morning after pil 
Mengandung estrogen dalam dosis tinggi, yaitu etinilestradiol 3 – 5 mg.
Jenis pil ini khusus digunakan sesudah persetubuhan “tanpa perlindungan”. Mulai ditelan selambat – lambatnya 24 jam kemudian, selama lima hari berturut – turut, biasanya pada pagi hari. Pil kombinasi dapat pula digunakan untuk maksud yang sama dengan toleransi yang baik. Pil tersebut mengandung etinilestradiol 100 mcg dan levonorgestrel 500 mcg, harus ditelan 2 kali dengan interval 12 jam.
3.      Faktor – faktor yang mempengaruhi keamanan pil 
a)      Terlupa menelan
Bila terlupa satu pil, maka dalam waktu tidak lebih dari 12 jam pil itu harus ditelan. Bila lebih dari 12 jam atau terlupa lebih dari 2 pil, maka keamana pil tidak dapat dipercaya lagi.
b)      Gangguan saluran pencernaan seperti diare, muntah, menyebabkan penyerapannya tidak sempurna.
c)      Pengaruh obat lain
Beberapa obat dapat mengurangi efektifitas pil dengan jalan induksi enzim, sehingga hormon dari pil dipercepat penguraiannya. Obat-obat tersebut adalah Fenobarbital, Fenitoin, Glutetimida dan Rifampisin.
4.      Penggunaan lain
Selain untuk mencegah kehamilan, pil KB juga digunakan untuk :
a)      Menunda haid 
Karena suatu keperluan, penundaan tersebut jangan lebih lama dari 8 hari karena resiko perdarahan-antara bertambah besar. Caranya, setelah pil terakhir dari suatu kur habis, jangan istirahat, tetapi lanjutkan dengan kur baru. Bila misalnya dikehendaki penundaan 6 hari, setelah itu baru istirahat.
b)      Terapi substitusi pada klimakterium dan mencegah gangguan siklus.
5.      Efek Samping
Pil anti hamil dapat menimbulkan efek samping yang bersifat ringan maupun yang berbahaya. Efek samping ringan yang sering terjadi biasanya berkurang atau lenyap sendiri setelah beberapa bulan pemakaian adalah :
·        Mula, nyeri kepala, umumnya karena estrogen.
·        Rasa lelah, gelisah dan mudah tersinggung, libido berkurang, umumnya karena komponen progesteron.
·        Perdarahan tidak teratur yang berupa spotting atau haid anatra, kebanyakan karena kekurangan estrogen.
·        Depresi
·        Infeksi candida dan mungkin trichomonas, yang menyebabkan keputihan. Efek samping yang lebih serius, merupakan resiko penggunaan pil anti hamil adalah :
§  Infark jantung
§  Hipertensi, akibat retensi garam dan air 
§  Trombosis
§  Mempertinggi LDL – kolesterol, sehingga memperbesar resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
6.      Kontra indikasi 
Pil anti hamil tidak boleh diberikan pada penderita atau bila terdapat riwayat trombosis, kanker payudara, hepatitis dan hiperlipidemia. Penggunaannya harus hati – hati terhadap penderita penyakit jantung dan pembuluh, hipertensi, udema, gangguan endokrin (diabetes, hipertiroid) dan migrain.

KORTIKOSTEROIDA
            Adalah suatu hormon yang dibuat oleh bagian korteks (luar) dari kelenjar adrenal. Hormone ini mempunyai efek utama yang disebut efek glukokortikoid dan efek mineralokortikoid. Efek glikokortikoid antara lain :
1.        Meningkatkan glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa dari protein, sehingga beresiko meningkatkan kadar gula darah.
2.        Efek katabolik, yaitu mengurai protein sehingga mengurangi pembentukan protein, termasuk protein yang diperlukan untuk pembentukan tulang. Akibatnya terjadi osteoporosis atau keropos tulang, karena matriks protein tulang menyusut. Efek ini juga menyebabkan gangguan pertumbuhan jika digunakan pada anak-anak dalam jangka waktu lama.
3.        Mempengaruhi metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga menyebabkan pertambahan lemak dibagian-bagian tertentu tubuh, yaitu wajah (jadi membulat), bahu dan perut.
4.        Mengurangi menghambat proses radang.
5.        Menurunkan fungsi jaringan limfa sehingga menyebabkan berkurangnya dan mengecilnya sel limfosit. Efek ini menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh atau imunosupresan.
Sedangkan efek mineralokortikoid utamanya adalah mengatur keseimbangan garam mineral dan air dalam tubuh.
Obat-obat kortikosteroid adalah senyawa-senyawa hasil sintesis yang struktur kimianya menyerupai hormon steroid alami. Dengan modifikasi pada struktur kimianya, potensi dapat ditingkatkan sampai beberapa kali lipat dari senyawa alaminya. Yang termasuk obat kortikosteroid antara lain :
1.        Hidrokortison
2.        Deksametason
3.        Betametason
4.        Beklometason
5.        Dll.
            Mekanisme aksinya mirip satu sama lain, tetapi mereka berbeda dalam potensi dan lama aksinya.
Penggunaan Kortekosteroida :
1.        Obat golongan kortikosteroida utamanya digunakan untuk mengatasi radang, apapun penyebab radangnya dan dimanapun lokasinya. Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata, dll.
2.        Selain itu obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis alergi, dan lupus. Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan, kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan. Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi, juga pada terapi kanker itu sendiri sebagai terapi pendukung kemoterapi.
3.        Kortekosteroid juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan premature, yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir premature paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik.
Efek Samping Kortikosteroida :
1.        Meningkatkan resiko diabetes
2.        Osteoporosis
3.        Menghambat pertumbuhan anak-anak
4.        Menyebabkan gemuk pada bagian tubuh tertentu (wajah, bahu, perut)
5.        Menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi
6.        Meningkatkan resiko hipertensi karena menahan garam didalam tubuh
7.        Menyebabkan gangguan lambung (perdarahan lambung).

ANTIDIABETES
            Diabetes mellitus adalah suatu gangguan kronis yang bercirikan hiperglikemia (glukosa darah meningkat) dan khususnya menyangkut metabolism hidrat arang (glukosa) dalam tubuh.
            Obat antidiabetes sendiri ialah obat yang digunakan untuk mengatur diabetes mellitus, suatu penyakit dimana terdapat kerusakan sebagian atau keseluruhan dari sel beta pancreas untuk menghasilkan insulin yang cukup, salah satu hormon yang diperlukan untuk mengatur kadar glukosa. Dalam beberapa kasus, terdapat beberapa bukti bahwa penyakit ini disebabkan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas insulin.
            Dengan kekurangan insulin, jaringan tubuh tidak mampu menangkap dan mencerna glukosa yang terdapat dalam sirkulasi darah. Oleh karena itu, glukosa yang sebagian besar diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, dan secara normal dieliminasi dan disimpan di jaringan, kadarnya meningkat dalam darah dan ginjal tidak mampu memprosesnya.
Obat-obat tersendiri :
1.        Glipizid dan glicazid
2.        Glibenclamid
3.        Repaglinid
4.        Biguanid
5.        Acarbose

6.        Glitazon (thiazolidindon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar